Politik

Jelang Debat Soal Pangan: Prabowo 'Gerakan Emas', Jokowi 'Manusia Unggul'

JAKARTA (MR) - Salah satu tema yang akan diangkat di Debat Capres kedua Pilpres 2019 adalah soal pangan. Lantas seperti apa program andalan yang dimiliki kedua capres ini?
 
Sejak Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto memiliki program pemberian susu kepada anak-anak yang diberi nama 'Revolusi Putih'. Di Pilpres 2019 ini, program tersebut berganti nama menjadi 'Generasi Emas' yang fokusnya melebar tidak hanya pemberian susu kepada anak.
 
"Gerakan Emas itu gerakan emak-emak dan anak minum susu. Jadi orientasinya pada penyediaan protein buat anak dan ibu miskin ya, karena ada tantangan serius buat masa depan Indonesia yaitu stunting growth itu," ungkap Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Anzhar Simanjuntak, (17/10/2018).
 
Orientasi dari Gerakan Emas bukan hanya sekedar meminum susu, tapi kecukupan protein bagi anak. Program ini nantinya akan melibatkan masyarakat sehingga menjadi gerakan bersama. Gerakan Emas juga ditujukan terhadap sang ibu dan adanya keterlibatan masyarakat dalam penyediaan protein tersebut.
 
 
"Beliau ingin menjadi gerakan baik pada saat beliau menjadi presiden atau sebelum beliau menjadi presiden, beliau ingin dorong semua komponen masyarakat, untuk terlibat dalam menyiapkan kecukupan protein bagi keluarga-keluarga yang tidak," tutur Dahnil.
 
Dari program ini, diharapkan muncul hubungan keluarga angkat. Bagi mereka yang mampu, akan bisa membantu masyarakat dari kalangan yang kesulitan. Gerakan Emas juga akan diperluas menjadi sebuah kebijakan utama dalam pemerintahan Prabowo-Sandi jika terpilih pada Pilpres 2019 mendatang.
 
"Kalau dulu koperasi itu ada bapak angkat, nah sekarang bahkan nanti ada keluarga, relawan-relawan yang berasal dari orang-orang mampu, mampu secara intelektual, mampu secara keuangan itu juga bisa menjadi saudara yang memberikan edukasi. Jadi basis kita gerakan ini kan sudah dimulai oleh Pak Prabowo melalui partainya tapi akan diperluas menjadi suatu gerakan yang melibatkan seluruh komponen masyarakat," kata Dahnil.
 
"Menjadi salah satu kebijakan utama untuk mengatasi stunting growth, dan masalah sosial yang lainnya. Jadi tahapannya gitu. Awalnya revolusi putih berhenti pada susu, kemudian menjadi gerakan gotong royong, saling bersaudara, kemudian ketika Pak Prabowo jadi presiden akan jadi kebijakan," sambung Ketum PP Pemuda Muhammadiyah itu.
 
Program Prabowo-Sandiaga ini mendapat kritik dari kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Alasannya, penyediaan susu memerlukan impor dan belum tentu cocok bagi semua orang mengingat demografi warga Indonesia yang cukup beragam.
 
Terkait isu stunting, Jokowi disebut lebih mengutamakan local wisdom. Tak hanya susu, masyarakat akan diajak untuk mengkonsumsi makanan penuh protein yang sesuai dengan masing-masing daerah.
 
"Kalau kita mengedepankan local wisdom. Mereka yang tinggalnya dekat laut kita dorong untuk makan ikan, ada yang mungkin kacang-kacangan, potensi alam kita begitu besar. Kalau susu, selain mahal belum tentu cocok bagi semua orang," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.
 
Jokowi-Ma'ruf menyorongkan program 'Manusia Indonesia Unggul'. Dalam proses pembentukan generasi emas nanti, TKN Jokowi-Ma'ruf Amin menilai tidak cukup hanya sekedar fokus pada asupan.
 
"Di tim Jokowi-Ma'ruf ini bahwa gerakan membangun manusia Indonesia yang unggul, unggul itu harus komprehensif. Tidak boleh hanya satu bagian saja mulai dari kita harus memperhatikan dan fokus bagaimana mengurangi stunting, gagal tumbuh, ini salah satu yang kita lakukan," sebut Karding.
 
"Penting untuk mempercepat memberikan jaminan gizi sejak dalam kandungan. Pola asuh keluarga harus kita perbaiki, memperbaiki fasilitas air bersih, sanitasi, dan lingkungan yang mendukung tumbuh-kembang anak. Di samping itu, reformasi kesehatan kita perlu diperbaiki," sambung politikus PKB itu. 
 
Program Manusia Unggul ini tak hanya berfokus pada masalah asupan semata. Jokowi-Ma'ruf juga mementingkan program promotif dan preventif agar masyarakat di Indonesia mau hidup dalam lingkungan yang sehat. Fasilitas yang memadai dinilai menjadi salah satu unsur untuk membentuk manusia unggul.
 
"Percepatan pemerataan infrastruktur dasar, apa sanitasi, kemudian rumah tangga yang sehat, memiliki jamban, warga miskin juga harus dijamin. Aksesnya ke seluruh pelosok urusan kesehatan, seperti KIS. Pemerataan fasilitas dan pemerataan pelayanan kesehatan baik di daerah tertinggal terdepan, dan terluar. Kalau kita kasih makan, asupan saja, tapi sistem kesehatan nggak dipikirkan, ya nggak bisa," tutur Karding.
 
Debat Pilpres 2019 kedua akan diselenggarakan pada hari Minggu, 17 Februari 2019. Debat ini mengusung tema lingkungan hidup, infrastruktur, energi, pangan, dan sumber daya alam. Hanya capres yang akan mengikuti debat kedua tersebut.
 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan