Pariwisata

Tiket Pesawat Mahal, Banyak Travel Agen Batalkan Paket Tour Wisata

Dede Firmansyah
PEKANBARU (MR) - Sejak Desember 2018 hingga saat ini harga tiket pesawat domestik, khususnya dari Pekanbaru ke sejumlah Kota di Indonesia, belum menunjukkan penurunan yang diharapkan pengguna jasa transportasi penerbangan.
 
Bahkan, jelang Lebaran Idul Fitri 2019 harga tiket cenderung naik hingga mencapai Rp2-3 juta untuk kelas ekonomi. Tak heran, banyak calon pemudik yang biasanya menggunakan jasa penerbangan kini banyak beralih menggunakan transportasi darat.
 
Demikian diungkapkan Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Riau, Dede Firmansyah kepada CAKAPLAH.com, Rabu (29/5/2019). Menurut Dede, mahalnya harga tiket tidak hanya memberikan dampak terhadap penjualan tiket pesawat di kalangan travel agen.
 
Tetapi juga berpengaruh terhadap lesunya berbagai sektor, terutama dunia pariwisata. "Sejak desember belum ada penurunan harga sesuai dengan yang diharapkan, artinya masih mahal. Makanya saat ini ada penurunan jumlah pemudik pengguna jasa penerbangan," ungkap Dede.
 
Tak hanya itu, kata Dede, sejumlah travel agen sejak awal tahun ini, banyak mengeluhkan pembatalan paket tour wisata, akibat tingginya harga tiket pesawat.
 
"Beberapa rekan saya di travel agen mengeluhkan terpaksa membatalkan paket-paket tour wisata, terutama tour ke Jawa, ataupun sebaliknya akibat mahalnya tiket domestik. Tapi ada juga yang mengalihkan tournya ke Singapura dan Malaysia, karena tiketnya jauh lebih murah," ungkap Dede.
 
Dijelaskan Dede, kenaikan harga tiket dapat dimaklumi jika terjadi di musim liburan seperti akhir tahun. "Kenaikan itu biasanya dipicu oleh permintaan pengguna jasa penerbangan yang tinggi. Misalnya seperti akhir tahun, itu memang mahal. Tetapi memasuki Januari dan Februari itu pasti turun biasanya, karena permintaan juga kurang. Makanya, saya heran, kok dari Januari sampai sekarang nggak turun-turun. Bahkan ada penerbangan yang katanya low cost carrier, tetapi harga bagasinya mahal," cetusnya.
 
Karena itu Dede menawarkan solusi kepada Pemerintah agar membuka rute bagi maskapai Low Cost Carrier (LCC) lain. "Buka saja rute atau izin kepada maskapai kompetitor seperti Air Asia. Maskapai ini sudah terbukti murah dan efisien. Ini salah satu solusi juga yang harus dipertimbangkan pemerintah. Saya yakin, kalau Air Asia dengan slogan maskapai LCC membuat maskapai lain mau tak mau menurunkan harga tiketnya," ucapnya.
 
Ditambahkan pria yang gemar berkuda ini, ia sudah pernah mendesak Menteri Pariwisata untuk melakukan upaya agar harga tiket pesawat kembali murah, sehingga sektor pariwisata kembali bergairah.
 
"Saya pernah sampaikan ini langsung ke Menteri Pariwisata, supaya dunia pariwisata kita tidak lesu," cakapnya.




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan