Advertorial

Pemkab Pelalawan dan RAPP Jalin Kerjasama dalam Program Desa Bebas Api

PANGKALANKERINCI (MR) - Sebanyak 15 Desa yang terduga rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Pelalawan melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak PT Riau Andalan dan Papers (RAPP) bertempat di Kantor Bupati Pelalawan, beberapa waktu yang lalu.

Penandatanganan MoU ini terkait dengan program Desa Bebas Api yang digagas oleh perusahaan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan dalam upaya mencegah terjadinya Karhutla.

Adapun 15 desa yang melakukan penandatangani MoU untuk pelaksanaan program Desa Bebas Api tahun 2021, terbagi dalam dua program, yakni Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program) terdapat 3 Desa yakni, Desa Lalang Kabung, Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur dan Desa Rantau Baru.

Adapun untuk Fire Reliance Community (Desa Tangguh Api) Tahun 2021 ada 12 Desa, yakni: Desa Rangsang, Sungai Ara, Sering, Pelalawan (Kec Pelalawan), Langgam, Penarikan, Pangkalan Gondai (Kec Langgam),Teluk Meranti, Teluk Binjau, Petodaan, Kuala Panduk dan Pangkalan terap. 

Dalam kesempatan itu Bupati Pelalawan, H Zukri Misran sangat mengapresiasi Program Desa Bebas Api yang digagas PT RAPP dan Pemkan Pelalawan sebagai sebuah upaya pencegahan dini karhutla. 

Menurutnya, adanya program ini sangat membantu pemerintah dan masyarakat dalam penggulangan karhutla untuk mewujudkan Kabupaten Pelalawan yang bebas api.

“Perlu kita ketahui mayoritas desa yang ikut program desa bebas api ini berada di kawasan gambut yang cukup luas dan rawan terjadi karhutla. Jadi saya secara pribadi dan selaku Bupati sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh PT RAPP dan pemerintah Desa dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya karhutla,” ujar Zukri dihadapan perwakilan perusahaan dan Pemerintahan Desa.

Untuk itu Ia juga mengharapkan desa-desa peraih penghargaan dan mendapatkan bonus atas kinerja yang berhasil tidak terjadinya Karhutla diwilayah desanya.

"Memanfaatkanlah bonusnya dengan baik dan disisihkan untuk pengadaan peralatan pemadaman serta lakukan sosialisasi dan pelatihan serta berdayakan  Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai ujung tombak desa di lapangan dalam mengantisipasi karhutla," harapnya. 

Disamping itu Ia juga meminta agar para Kepala Desa dapat memetakan wilayahnya masing-masing mana lahan gambut tidur dan mana yang berpotensi karhutla sehingga penanganan pemadaman tidak lagi menjadi prioritas namun dilakukan pencegahan dengan pemetaan resiko.

"Jadi bila terjadi karhutla, hal ini akan lebih cepat ditanggulangi karena kita telah punya peta pencegahan sehingga taktis penanganan akan lebih cepat dilakukan," terangnya.

Kemudian Ia juga menjelaskan jangan sampai gara-gara karhutla yang sering terjadi di wilayah desa akan membuat lingkungan rusak dan ini akan terdampak pada kehidupan masyarakat.

"Karena dampak karhutla jangankan lahan yang rusak, ekosistem di habitat tersebut akan musnah dan kita butuh waktu untuk pemulihan dan tentu ini akan mempengaruhi  ekonomi masyarakat. Ini jangan sampai terjadi, butuh ketegasan dan kerja keras kepala desa beserta masyarakat peduli api,” tegas Bupati yang juga merupakan Ketua DPD PDIP Riau ini mengakhiri 

Sementara itu Direktur PT RAPP, Mulia Nauli menjelaskan sejak diluncurkan Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program/ FFVP berhasil menurunkan tingkat karhutla dari 4.279 hektar pada tahun 2013 menjadi 22 hektar pada tahun 2020 di desa-desa peserta program Desa Bebas Api. 

Kata Ia lagi, hingga hari ini RAPP telah bermitra dengan 39 Desa di 5 Kabupaten di Provinsi Riau yang mencakup total wilayah sekitar 803.684 hektar. Sedangkan untuk Kabupaten Pelalawan terdapat 18 Desa yang telah mengikuti program Desa Bebas Api.

"Capaian ini berkat kerjasama dan peran serta seluruh pemangku kepentingan yang terlibat, termasuk masyarakatnya sendiri," ujar Mulia.

Menurut Ia lagi, program Desa Bebas Api, memiliki 5 elemen sebagai strategi dalam mewujudkan “zero fire”. Ke -5 elemen tersebut adalah memberikan penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan Crew Leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar, serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di tujuh lokasi.

“Pengalaman kami (Grup APRIL,reds) selama ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang kuat dengan pemerintah dan masyarakat diiringi dengan kemampuan deteksi dini serta kekuatan pemadaman menjadi kunci dalam mencegah karhutla di musim kemarau," ungkapnya.

Untuk itu lanjut Ia lagi, PT RAPP memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten, TNI/Polri, BNPB, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Manggala Agni, Pemerintah Kecamatan, Desa, para Crew Leader serta seluruh pihak yang turut menyukseskan program ini.

"Kami sangat berharap hubungan ini akan tetap terjaga sehingga kedepannya, daerah Riau khusus Pelalawan tidak lagi mengalami Karhutla," harap Direktur Humas PT RAPP ini. 

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 6 Desa yang berhasil menjaga wilayahnya dari karhutla tahun 2020 lalu. 

Desa-desa penerima penghargaan itu antara lain Desa Lalang Kabung, Desa Sungai Ara, Desa Rantau Baru, sebesar 100 juta rupiah. Kemudian Kelurahan Kerinci Timur, Pangkalan Terap dan Ransang sebesar 50 juta rupiah. 

Selain pemberian bonus tersebut juga dilakukan penyerahan 10.000 buah buku Komik Alam dan Bunga yang merupakan sebuah media sosialisasi dalam pencegahan karhutla bagi para pelajar kepada Pustaka Bergerak Indonesia (PBI) Kabupaten Pelalawan.

Grup APRIL juga telah mengumumkan periode rawan kebakaran di seluruh wilayah konsesi dan mitra pemasok di Provinsi Riau, terhitung 1 Juli hingga 30 September 2021. Hal ini seiring dengan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi puncak kemarau akan  terjadi di bulan Agustus.

Sedangkan selama periode rawan kebakaran, patroli darat dan udara oleh tim pemadam kebakaran terus dilaksanakan. Lebih dari 9 juta dollar AS diinvestasikan untuk sumber daya yang diperlukan dalam penanggulangan kebakaran, termasuk satu unit helikopter, airboat, 39 menara pengintai dan kamera pemantau, 521 pompa air serta pelatihan pemadam kebakaran untuk personil dan para relawan pemadam kebakaran.

Lalu untuk personil Tim Reaksi Cepat atau Fire Emergency Responsible Team (FERT) yang terlatih sebanyak 2.275 firefighter dengan tim inti 1.156 orang, ditambah tim cadangan sebanyak 640 orang beserta anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 480 orang. (ton/adv)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan