Pariwisata

Ada yang Lebih Gawat dari COVID-19, Negara Ini Sudah Jadi Korban


MONITORRIAU.COM - Ternyata ada masalah yang lebih gawat daripada pandemi COVID-19. Apalagi kalau bukan masalah perubahan iklim. Negara Maladewa dilaporkan sudah jadi korbannya.

Negara-negara di tengah dunia dihadapkan oleh masalah yang lebih mengancam dibandingkan Covid-19. Masalah itu tidak lain adalah perubahan iklim atau perubahan iklim.

Salah satunya yang terancam adalah Maladewa. Negara kepulauan yang ada di kawasan Asia ini pun untuk dapat segera mengurangi emisi karbon yang penyebab utama terjadinya perubahan iklim.

Aminath Shauna, Perubahan Iklim dan Teknologi Maladewa mengatakan, negara-negara penghasil karbon lingkungan terbesar di dunia tampaknya tidak peduli dengan dampak dari perubahan iklim yang dapat terjadi pada negara-negara yang rentan tampaknya.

Menurutnya, negaranya adalah salah satu wilayah yang bisa terkena perubahan cuaca ekstrem. Sehingga jika tidak segera diatasi, maka negara berisiko bisa menghilang pada akhir abad ini.

"Mereka belum mengurangi (emisi karbon) dan pada kenyataannya, saat kita keluar dari pandemi, pada tahun 2021 kita telah melihat peningkatan 5% dalam emisi dari negara maju," kata dia dikutip dari CNBC, Minggu (24/10/2021).
Dia mengatakan, negara maju yang tergabung dalam kelompok G20 berkontribusi 75% emisi karbon seluruh dunia. Namun, seolah tidak ada niat untuk menguranginya, padahal sudah banyak negara yang rentan terhadap perubahan iklim.

"Tidak ada yang mendengarkan...apa yang kita alami dalam hal peristiwa cuaca ekstrem," tambahnya.

Lanjutnya, bahkan ia tidak percaya bahwa emisi karbon negara terbesar di dunia seperti China mau mendengarkan apa yang ditakutkan oleh negara kepulauan kecil seperti Maladewa.

Padahal Maladewa, memiliki dataran terendah dari negara mana pun di dunia, yang membuat kepulauan di Samudra Hindia itu sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

"Kecuali kita memiliki tindakan segera dan dalam skala besar yang cepat. Kita tidak akan dapat menahan suhu global di atas 1,5 derajat celcius," kata dia.

Sebelumnya, Shauna sempat menyatakan CNBC bahwa negara tujuan liburan tersebut dapat menghilang pada akhir abad ini jika dunia tidak bertindak cepat dan komprehensif untuk memerangi perubahan iklim.

Saat ini, lebih dari 80% dari 1.190 pulau di negara itu hanya berada satu meter di atas permukaan laut, sehingga sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

Kemudian, ada 90% pulau di Maladewa yang mengalami banjir. 97% telah mengalami erosi garis pantai, dan 64% telah mengalami erosi serius.*** (detik.com)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan