Nasional

Dua Kota ini Sangat Diuntungkan saat Ibu Kota Dipindahkan

JAKARTA (MR) - Perekonomian di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diharapkan melesat pada beberapa tahun mendatang. Dua kota di sekitarnya akan ketiban untung besar.

"Jadi ketika itu digeser, ekonomi di daerah lain itu tumbuh. Tidak hanya IKN namun kota-kota yang ada di sekitarnya. Khususnya Samarinda dan Balikpapan," terang Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam kunjungannya ke kantor Transmedia pekan lalu.

Pembangunan IKN adalah proyek jangka panjang yang dilaksanakan secara bertahap dalam 20-25 tahun mendatang. Biaya yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 466 triliun, dimana porsi terbesar akan diserahkan kepada swasta.

"Kota itu kan berkembang, jadi butuh waktu," ujarnya.

Berdasarkan dokumen Kementerian PUPR yang diterima CNBC Indonesia, konstruksi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) akan dibangun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menggunakan dana APBN.

Pembangunan KIPP IKN dikabarkan akan terdiri dari kantor pusat pemerintahan, serta kawasan permukiman yang diperuntukkan para aparatur sipil negara (ASN), TNI-Polri, dan masyarakat umum.

Pemerintah menargetkan akan ada sebanyak 320.000 populasi yang akan tinggal di KIPP IKN hingga 2045. Oleh karena itu, setidaknya sekira 82.253 unit hingga 100.000 unit rumah akan dibangun, dengan asumsi per unit diisi oleh 3-4 orang.

Kawasan pemukiman di KIPP IKN tersebut nantinya akan diisi oleh masyarakat yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri, dan masyarakat umum. Dengan komposisi yakni 70% ASN, TNI/Polri, dan 30% lainnya masyarakat umum.

Adapun jumlah hunian yang dialokasikan sebanyak 73.026 unit diperuntukkan bagi ASN, TNI/Polri dan sebanyak 9.327 unit hingga 27.000 unit lainnya untuk masyarakat umum.

Sementara itu, investor akan masuk pada sektor komersial dan beberapa industri yang dibuka. Menurut Suharso, sederet investor sudah banyak yang menyatakan minat. Mulai dari Timur Tengah, Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang hingga Singapura.

"Pasti mereka masuk di tempat yang menjanjikan tingkat produktivitas yang tinggi. Kita membuat klaster di sana. Bukan hanya residensial, tapi ada komersil dan industri dan ada beberapa industri yang kita buka, kita ibarat membuka kawasan ekonomi dan insentif yang luas," pungkasnya.

Keberadaan IKN diperkirakan memberikan andil terhadap perekonomian nasional sebesar 23%. "Potensi ekonomi bisa sampai 23% PDB nasional, pada 2045 mendatang," ungkapnya.

Sumber: cnbcindonesia.com




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan