Riau

Sebelum Meninggal, Mulut Bayi Laki - laki 18 Bulan itu Mengeluarkan Cacing

LPA Riau, Ester Yuliani saat berkunjung ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terkait misteri kematian balita 18 bulan, Jumat siang

PEKANBARU (MR) - Pasca tewasnya balita laki-laki berusia 18 bulan bernama M Zikli, menjadi perhatian khusus pihak Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau. Karena diduga balita tersebut korban penganiayaan pihak Panti Asuhan Tunas Bangsa, Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.

Ketua LPA Riau, Ester Yuliani langsung mendatangi RSUD Arifin Achmad, Jumat (27/1/2017) siang, guna mengetahui kronologis yang menjadi penyebab meninggalnya balita malang tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Arifin Achmad, dr Dessy Kustiati mengatakan, M Zikli diantar pihak panti ke instalasi gawat darurat (IGD), Sabtu, 14 Januari 2017 malam dua pekan lalu, sekiranya pukul 22.45 WIB dengan kondisi demam tinggi dan langsung ditangani serta lakukan observasi.

"Setelah diketahui pasien (Zikli) mengalami GEA (mencret), anemia dan dehidrasi. Kemudian langsung dirawat inap di ruang Merak 1," kata Dessy kepada awak media di RSUD Arifin Achmad, Jumat siang.

Sementara di ruang terpisah, Kepala Ruang Rawat Anak, RSUD Arifin Achmad, Yuni Artati menjelaskan, saat menjalani perawatan awal di IGD, kondisi pasien demam tinggi, kekurangan darah (anemis), bibir pecah, lidah kotor dan bagian skrotum.

Skrotum atau kantung pelir adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. 

"Setelah dirawat di ruang Merak 1, sekitar pukul 23.15 WIB, kondisi pasien menurun dengan kondisi perut semakin membesar dan kita pasangkan NGT. Tak berapa lama, keluar cacing dari mulut pasien. Kemungkinan, pasien menderita cacingan," jelasnya.

"Setelah kita lapor ke dokter jaga. Minggu (15/1/2017) pagi sekitar pukul 02.30 WIB, kondisi korban makin memburuk. Selang satu jam kemudian, pukul 03.30 WIB, pasien sudah tidak bernafas," sambungnya.

Selanjutnya Kabag Umum RSUD Arifin Achmad, Erdinal, mengungkapkan, jika pihak rumah sakit tidak bisa memastikan, apakah pasiennya itu meninggal karena penganiayaan atau tidak.

"Kami tidak bisa pastikan (penganiayaan) itu, karena itu bukan kapasitas kami," pungkasnya.(goriau)

 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan