Riau

Tradisi Melepas Burung Simbol Kebebasan Warga Tionghoa Meranti Rayakan Imlek

Tradisi melepas burung sebagai simbol kebebasan warga Tionghoa merayakan Imlek

SELATPANJANG (MR) - Tradisi melepas burung saat perayaan Imlek di Selatpanjang, setiap tahun diadakan di Vihara Sejahtera Sakti Jalan A Yani, Kepulauan Meranti. Tak tanggung-tanggung, ribuan burung disiapkan penjual di depan kelenteng tertua di Riau itu.

Menurut penjual, burung-burung yang biasanya dibeli dan dilepas warga Tionghoa itu didatangkan dari Provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara (Sumut) harga jualnya pun bervariasi, mulai Rp5 ribu hingga Rp8 ribu. "Tergantung berapa banyak belinya. Kalau beli banyak, harganya semakin murah," ujar beberapa penjual, Sabtu (28/1/2017).

Berdasarkan pengalaman, kata beberapa penjual, ribuan burung itu biasanya habis terjual selama perayaan Imlek. Sekitar enam hari lamanya perayaan Imlek di Selatpanjang, selama itu pula mereka akan menjual burung di depan kelenteng.

"Tahun kemarin habis terjual, tapi 6 hari lamanya," kata beberapa penjual burung.

Pantauan di Vihara Sejahtera Sakti, ratusan warga Tionghoa silih memasuki vihara untuk berdoa. Mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua.

Usai berdoa, mereka keluar membawa kertas sembahyang untuk dibakar di pinggir laut. Di sela-sela asap dan debu sisa pembakaran, terkadang warga Tionghoa ini juga membeli burung untuk dilepaskan.

Mereka sepertinya sedang menebus burung yang terkurung untuk dilepaskan. Burung yang sejak beberapa hari terkurung terbang bebas ke angkasa dan tak kembali lagi.

Menurut warga yang merayakan Imlek, melepas burung merupakan simbol kebebasan. Mereka juga akan berdoa di dalam hati sambil melepaskan burung ini.

Rata-rata warga yang membeli bersifat pribadi atau perorangan, sehingga, satu kali lepas burung tidak begitu banyak.

Mengulas tentang Vihara Sejahtera Sakti atau disebut juga Kelenteng Hoo Ann Kiong atau Tua Pek Kong Bio (bahasa Hokkian) merupakan kelenteng tertua di Provinsi Riau. Awal berdiri, kelenteng ini hanya gubuk sederhana saat zaman kolonial Belanda.

Vihara Sejahtera Sakti didirikan dengan tujuan untuk menghormati Dewa Bumi yang dikenal dengan nama Tua Pek Kong. Tak ada yang mengetahui secara pasti tahun berapa kelenteng itu didirikan. Namun, diperkirakan usianya saat ini lebih dari 150 tahun.(goriau)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan