Demi Program Siak Hijau, Pemkab Siak Sosialisasikan Perdes Sanksi Sosial Pembakaran Hutan
SIAK (MR) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat rentan terjadi di Provinsi Riau. Wilayah ini memiliki lahan gambut terluas di Sumatra, yaitu 52 persen dari total luas lahan gambut yang ada.
Berbagai upaya baik itu pemerintah dan lintas sektor lainnya pun telah dilakukan. Seperti peningkatan status kedaruratan, patroli terpadu, operasi udara yang meliputi patroli udara, water bombing, pembuatan hujan buatan/ Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dan operasi darat yang meliputi patroli mandiri dan pemadaman dini.
Berangkat dari hal itu, sejumlah awak media yang tergabung dalam Jurnalis Kreatif Riau (JKR) dan Kabupaten Siak menggelar Webinar dengan tajuk 'Solusi Permanen Pencegahan (Mitigasi) sekaligus penanganan karhutla di Riau'.
Kepala Sub Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Anis Susanti Aliati dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau dan Kabupaten Kota se Provinsi Riau, dengan moderator Ketua JKR, Satria Utama Batubara.
Dalam kesempatan itu, Anis Susanti Aliati, menyampaikan untuk pencegahan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya strategi pelaksanaan Masyarakat Peduli Api Paralegal.
"KLHK memberikan dukungan pengetahuan teknis serta sarana dan prasarana. Dalam prosesnya itu, ada rekrutmen pendamping dan operasi reguler, yang mana Hasilnya masyarakat berkesadaran hukum menjadi solusi permanen," terangnya.
Lanjutnya, tercatat total di Indonesia sudah ada 60 MPA Paralegal, 18 diantaranya itu di Riau. "Kegiatan MPA Paralegal ini juga dengan melakukan pengembangan ekonomi produktif seperti pembudidayaan," sebutnya.
Dalampada itu, Fitra Adhi Mukti dari BPBD Riau menyampaikan, berbagai pencegahan juga telah banyak kita lakukan. Selain turun langsung ketitik-tik rawan, kita juga melakukan upaya lain seperti kegiatan sosialisasi dan patroli yang melibatkan masyarakat, tak hanya itu, ia mengaku juga melakukan kerjasama dengan universitas pada mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata.
"Hal-hal yang kita lakukan seperti pemetaan sumber air, melalui aplikasi sistem informasi pengendalian karhutla Riau (sipakar), ini sangat membantu kita untuk mengetahui sumber air," sebutnya.
Koordinator Wilayah Manggala Agni Riau, Edwin Putra juga mengutarakan Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten yang melakukan pencegahan karhutla dengan baik. Yakni dengan adanya peraturan desa tentang karhutla dan memberikan sanksi adat kepala para pelanggar.
"Pencegahan itu bisa dilakukan oleh semua pihak, sedangkan untuk penanganannya hanya bisa dilakukan oleh lembaga tertentu dan perusahaan. Maka dari itu semua orang bisa mengambil peran dalam pencegahan ini," ungkapnya.
Adapun hal yang dapat memicu terjadinya Karhutla lanjutnya menjelaskan, di antaranya faktor alam, musim kemarau cuaca terlalu panas dapat juga memicu timbulnya api, ataupun masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.
Pihaknya sejauh ini telah melakukan upaya-upaya pencegahan seperti sosialisasi kepada pihak perusahaan yang beroperasi di Riau, bahkan sosialisasi dilakukan di tingkat Masyarakat tentang bahaya dan efek samping membakar lahan dan hutan.
"Kami juga sudah melakukan pelatihan pada pihak perusahaan, kepada TNI/Polri, pemerintah daerah dan relawan Karhutla, memberikan pemahaman dan pemberdayaan kepada Masyarakat seperti ternak lebah di kecamatan Tualang, dari pemahaman dan pemberdayaan itulah timbul rasa perduli masyarakat kepada lingkungan," Kata Edwin.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak Kaharudin mengatakan, BPBD Siak telah mengambil langkah-langkah penguatan kesiapsiagaan terhadap ancaman Karhutla, mulai dari pemantauan melalui sistem peringatan dini, hingga melakukan sosialisasi secara masif ke tingkat desa yang ada.
"Bahkan di Siak sudah ada Perdes disalah satu desa di Kecamatan Sungai Apit yang mengatur sanksi sosial terhadap pelaku pembakar hutan. Dan ini yang kami sosialisasikan kepada desa lain karena ini menjadi upaya agar masyarakat menjadi lebih peduli terhadap Karhutla," ujar Kahar.
Salah satu contoh perusahaan di Siak yang aktif dan berperan penting di masyarakat dalam mensosialisasikan Karhuta yakni PT Arara Abadi APP Sinarmas. Lewat program-program pemberdayaan masyarakat desa akhirnya masyarakat bisa membuka lahan tanpa membakar.
Seperti kisah Herman (52) warga Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, yang merupakan seorang petani yang tergabung dalam program kemitraan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT Arara Abadi sejak 2018 lalu.
petani sederhana yang memiliki lahan kurang lebih 2 hektare di kebunnya, lahan itu akan ia tanami kelapa sawit. Untuk membersihkannya Herman memilih jalan singkat dengan cara membakar, agar biaya dan operasionalnya jauh lebih murah dan mudah.
"Dahulunya tahun 2015 sebelum saya bekerjasama dengan Arara Abadi, saya membersihkan lahan saya dengan cara membakar. Waktu itu saya tidak tahu aturan yang penting saya bisa menanam sawit," cerita Herman.
Dalam perjalanannya, Herman ditawarkan ikut dalam program DMPA oleh perusahaan Sinarmas grup itu untuk menjadi petani Holtikultura pada tahun 2018. Seluruh bimbingan diakomodir oleh pihak perusahaan mulai dari cara membersihkan lahan dengan tidak membakar sampai dengan prospek ekonomi menjadi petani holtikultura yang sukses.
Untuk diketahui, PT Arara Abadi Sinarmas grup juga aktif dalam penanganan Karhutla di Riau. Sejumlah peralatan canggih hingga Helikopter Water Boombing juga disediakan oleh pihak perusahaan. (Infotorial)