Opini

Mengenal Apa Itu Pengobatan Tradisional

Karmila Asri

Oleh: Karmila Asri

PENGOBATAN tradisional adalah pengobatan yang dilakukan dengan bahan-bahanya yang di ambial dari alam. Pengobatan tradisional ini tidak hanya kita temukan saat sekarang ini saja tetapi ini sudah ada sejak zaman nabi Adam. 

Bagaimana transmisi keilmuan tentang pengobatan itu bermula? Al-Hafiz Adz Dzahabi dalam kitab Thibbun Nabawi menjelaskan bahwa Nabi Adam mewariskan ilmu tentang pengobatan kepada Nabi Syits.  Salah satunya yaitu pengobatan dengan menggunakan bahan intinya madu lebah yang mana manfaatnya untuk menjaga stamina tubuh. 

Seperti yang disebutkan dalam Al-qur’an surat An Nahl  ayat 69: “Madu” adalah pemanis alami yang dihasilkan dari perut lebah, yang makanan utamanya berasal dari sari pati (nectar) tanaman, yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Yang namanya pengobatan tradisional sudah tidak asing lagi kita dengar di dalam kehidupan sehari-hari. Pengobatan tradisional ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian khusus meskipun orang tersebut bukan dokter, ataupun seprofesi. Pengobatan tradisional dilakukan dengan cara-cara tradisional dan pewarisannya secara  turun temurun dari nenek ke ibu,ibu ke anak atau mamak ke anaknya atau juga kepada kemenakannya, menggunakan resep yang telah diwariskan oleh nenek moyang, sesuai dengan kebiasaan atau kepercayaan masyarakat setempat baik secara ilmu gaib maupun secara tradisional.

Pengobatan tradisional ini juga termasuk dalam unsur budaya, meskipun zaman terus berkembang semakin pesat, baik dari bidang teknologi maupun medis, perkembangan tersebut hingga kini belum bisa menggeser minat sebagian masyarakat memilih pengobatan tradisional sebagai upaya dalam mengobati yang dianggap memiliki efek samping yang lebih kecil hal itu juga berkaitan dengan kepercayaan masyarakat.

Dukun adalah orang yang mengaku sakti dan di percayai oleh masyarakat setempat karena memiliki pembantu berupa jin yang diberikan tugas untuk mendengar perbincangan malaikat tentang perkara gaib. Bisa juga di katakan sebagai orang yang mengaku sakti karena bisa menginformasikan hal-hal yang tidak bisa dijangkau oleh orang normal. Dukun atau orang pintar adalah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang menyebabkan dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain. 
Di daerah Sungai Buluah masyarakat mempercayai adanya kataguran itu. 

Awal mula asal penyakit ini  di karnakan bermain disaat hari menjelang zuhur atau bisa disebut dengan hari tangah ari yaitu di 12 siang sampai menuju azan sholat zuhur. Bermain di rawa-rawa, danau, hutan, kuburan dan tepian yang baru-baru di kunjungi. Keteguran berasal dari bahasa Melayu yaitu “Tetogua” yang memiliki arti keadaan sakit yang disebabkan gangguan dari makhluk halus (hantu/ jin).

Masyarakat Indonesia mengenal dua bentuk pengobatan yang dilakukan melalui medis dan pengobatan secara tradisional. Di daerah Sungai Buluah pengobatan ini menggunakan media bacaan ayat suci Al-Qur’an, sholawat nabi dan mantra.

Sedangkan alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan Kataguran tersebut menggunakan 1 butir telur ayam kampung,beras 1 liter,bunga 7 macam, jeruk nipis 3 buah, cikarau, cikumpai, sitawa,sidingin, dan pisang kumali. 

Untuk cara pengobatan pertama si dukun melihat - lihatkan dengan mengunakan telur yang dibacakan doa kepada telur setelah itu telur direbus dan di bukak lah telur tadi. Kalau orang yang mintak ketakutan itu benar kena penyakit ketakutan maka telur tadi akan menjadi busuk dan akan tampak dimana dia itu kena ketaguranya. 

Apabila seorang itu tidak terkena penyakit ketagutan maka telur itu akan bagus seperti biasanya. Setelah melihat-lihatkan dengan telur tadi lalu si dukun menyiapkan ramoan untuk di siramkan ke tempat terjadinya ketaguran tadi.selanjutnya yaitu membacakan doa kedalam ramoan dan memotong-motong ramuan yang disebutkan di atas.

Setelah itu dukun berpesan agar ramuan tadi di siramkan di tempat itu menjelang azan magrib. Dan separoh ramuan lagi di mandikan ke badan orang yang sakit tadi. 
Pengobatan Kateguran ini banyak memberikan khasiat didalamnya yang telah dibuktikan oleh pasien serta masyarakat di Nagari Sungai Buluah. 
Sedikit pengalaman penulis, beberapa bulan belakang kemenakan  penulis yang berusia ±5 mengalami demam dengan suhu tubuh cukup  tinggi setelah pulang bermain ketepian kali (kolam) dihari tangah hari (jam 12 siang). Karena dia mengikuti mamaknya untuk pergi memancing ikan. 

Setelah itu pergilah ibunya untuk memintakan obat ketaguran kepada mak Asni yang lokasi rumahnya di dekat SD 01 Batang Anai. Dan dibawa lah syarat dan ramoannya ke rumah mak Asni. Setelah sampai di rumah mak Asni lalu dibuatkanlah oleh mak Asni ramuannya.

Pertama-tama mak Asni merebus telur tersebut setelah direbus ternyata telur tersebut berubah menjadi busuk. Lalu di katakan oleh mak Asni bahwasanya si anak dapat penyakit ketaguran. Setelah itu dibuatkanlah ramuannya oleh mak Asni. pertama-tama mak Asni memotong motong bahan yang telah di bawa oleh ibu si anak. Bahannya yaitu Cikarau, cikumpay, pisang kumali, sitawa,si dingin,Limau kapeh atau jeruk nipis. Lalu memotong sambil membacakan doa untuk ramuan tadi. Setelah itu dikatakan oleh mak Asni bahwasannya Nanti  menjelang magrib ramuan itu ditaburkan ke tempat terjadinya keteguran tadi yaitu di tepi kali dan separuh ramuan lagi dimandikan kepada si anak dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore. 

Hari ke hari penyakit si anak berangsur pulih, panas badanya turun menjadi normal, badanya sudah tidak lemas lagi,selera makanya sudah terbuka dan sudah ceria seperti semula. Karena sudah banyak angsurannya lalu obat tadi ditukehkan. Batukeh obat itu sama seperti pembuatan obat terakhir atau penutupan obat. Lalu dibuatkan lagi oleh mak Asni obat tersebut dan obat akan sama seperti yang biasanya, bahwasanya obat itu disiramkan ke tempat terjadinya kekaguran tersebut dan separuhnya lagi digunakan untuk mandi dua kali sehari. 

Itulah sedikit pengalaman yang penulis alami yang di mana cerita ini berasal dari kampung halaman penulis sendiri yaitu di Nagari Sungai Buluah Padang Pariaman Sumatera Barat. Pengobatan ini masih berlangsung sampai saat sekarang ini karena  hasil dari pengobatan itu langsung nampak oleh masyarakat atau masyarakat langsung merasakan angsuran dari sakitnya. Sehingga sampai sekarang pengobatan Kataguran ini masih ada dan lestari di daerah Nagari Sungai Buluah. ***

Penulis Merupakan Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan