Ekonomi

BCA Bagikan Dividen Rp 4,9 Triliun

JAKARTA (MR) - PT Bank Central Asia Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan membagikan dividen sebesar Rp 4,9 triliun atau sebesar Rp 200 per saham. Dividen tersebut 23,7 persen dari perolehan laba bersih tahun 2016 yang tercatat Rp 20,6 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, dividen tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 70 per saham yang telah dibayarkan perseroan pada 22 Desember 2016. “RUPST juga telah memberikan persetujuan kepada direksi (dengan persetujuan dewan komisaris) untuk menetapkan dan membayar dividen interim tahun buku 2017 kepada pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Investor Daily, Kamis (6/4).

RUPST kali ini, tidak mengubah susunan manajemen perseroan. Adapun jajaran dewan komisaris adalah Djohan Emir Setijoso sebagai presiden komisaris, Tonny Kusnadi sebagai komisaris, Cyrillus Harinowo sebagai komisaris independen, Raden Pardede sebagai komisaris independen dan Sumantri Slamet sebagai komisaris independen.

Sedangkan di susunan direksi adalah Jahja Setiaatmadja sebagai presiden direktur, Armand Wahyudi Hartono sebagai wakil presiden direktur, Suwignyo Budiman sebagai direktur, Subur Tan sebagai direktur, Henry Koenaifi sebagai direktur, Erwan Yuris Ang sebagai direktur independen, Rudy Susanto sebagai direktur, Inawaty Handoyo sebagai direktur, Lianawaty Suwono sebagai direktur dan Santoso sebagai direktur.

RUPST juga menyetujui laporan keuangan tahun 2016. Laba bersih 2016 sebesar Rp 20,6 triliun meningkat 14,4 persen dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 18 triliun. Laba ditopang pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 40,21 triliun, naik 12 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy). Laba juga ditopang pendapatan operasional lainnya yang meningkat 13,2 persen menjadi Rp 13,56 triliun pada 2016. ”Pendapatan berbasis biaya dan komisi berkontribusi paling besar terhadap pendapatan operasional, yakni sekitar Rp 9,4 triliun atau bertumbuh 11,2 persen,”ujar dia.

Pertumbuhan kredit menjadi kontributor utama pendapatan bunga bersih pada 2016. Jahja mengungkapkan, total penyaluran kredit pada 2016 tercatat sebesar Rp 416,27 triliun, naik 7,3 persen yoy. Dari nilai tersebut, kredit paling banyak disalurkan ke segmen korporasi, yakni Rp 154,87 triliun atau bertumbuh 9,6 persen yoy. Selain korporasi, perseroan juga menyalurkan kredit ke sektor konsumer yang pada akhir 2016 bertumbuh 9 persen ke Rp 109,6 triliun (yoy). Pertumbuhan kredit konsumer dipicu kredit kepemilikan rumah (KPR) yang bertumbuh 7,6 persen menjadi Rp 64 triliun dan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang naik 10,1 persen menjadi Rp 34,8 triliun. Di luar itu, perseroan juga menggenjot outstanding kartu kredit yang meningkat 13,7 persen ke Rp 10,8 triliun.

Lebih lanjut, perseroan juga menyalurkan kredit ke segmen komersial dan usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai Rp 151,85 triliun. Apabila dibandingkan kredit korporasi dan konsumer, pertumbuhan kredit komersial tersebut bertumbuh lebih rendah yakni di level 3,8 persen.*** (brt1)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan