Riau

Ketika Bupati Siak Membaca Puisi

Bupati Siak foto bersama usai membaca puisi di acara Kenduri Puisi yang ditaja oleh Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru, Sabtu malam (15/4/17) di Danau Naga Sakti, Kampung Dosan, Kecamatan Pusako.

SIAK (MR) - "Negeri yang tuan titipkan pada kami atas cengkraman kolonial beberapa abad silam dari keterbelakangan dan ketidak adilan. Bukan hanya dalam hayalan." Itulah bait puisi yang dibacakan dengan lantang oleh Bupati Siak Drs.H.Syamsuar,M.Si.

Puisi itu dibacakannya pada acara  Kenduri Puisi yang ditaja oleh Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru, Sabtu malam (15/4/17) di Danau Naga Sakti, Kampung Dosan, Kecamatan Pusako.

Puisi indah yang dibacakan oleh Symasuar tersebut berjudul "Kuberitakan pada anak bangsa" yang mengisahkan anak Siak karya Fuguh Sutrisno guru SMA N 1 Siak yang pernah mendapat rekor muri dengan baris puisi terpanjang.

Orang nomor sati Siak mengaku sudah lama ia tidak membaca puisi, terakhir  puisi pertama ia bacakan di taman ismail marzuki, debar dan lutut bergoyang dirasakannya saat itu.

"Baco puisi ni bedebo kami ni, sedap tak sedap jangan disorak kami ni ee, terus terang kami bilang, tak pernah seumur hidup baco puisi, sekali baco puisi pertamo di taman ismail marzuki, goyang lutut kami dibuatnyo, ditambah yang hadir disitu tu termasuk induk angkang yang baco puisi sutarji" ungkapnya dengan dialek melayu.

Kata Syam, suatu kebahagiaan dirasakannya dapat hadir dalam acara tersebut, tak peduli rintik hujan membasahi dan tanah becek mengotori. Dinilainya, kegiatan ini memiliki banyak manfaat, dan merupakan corong untuk mempromosikan daerah tepatnya kawasan Danau Naga Sakti.

"Banyak manfaatnya, khususnya bagi masyarakat disekitar sini dan masyarakat Siak umumnya, ini sangat bermakna dalam rangka mengembangkan khasanah budaya pariwisata sekaligus juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah ini," ujarnya panjang lebar.

Dijelaskanya, Siak memiliki landasan dalam rangka pembangunan kebudayaan melayu, tidak sekedar melaksanakan kegiatan kebudayaan tanpa adanya landasan, Siak memiliki hasanah budaya cukup besar, apalagi berkaitan dengan cagar budaya terbanyak di Riau, sehingga perlunya komitmen untuk melestarikannya agar tidak hilang dimakan zaman apalagi dengan era modern saat ini.

"Dengan adanya begini kami sudah membuat rambu-rambunya, bagaimana kita memelihara adat istiadat , produk-produk Melayu, pelestarian cagar budaya serta pengembangan kampung-kampung adat, serta bagaimana kegiatan iven-iven kebudayaan ini senantiasa ada, karena itu adalah bagian dari komitmen kita dalam rangka pelestarian kebudayaan" pungkasnya.

Hadir dalam acara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak Kadri Yafis, Camat Pusako Andi Putra, Ketua Dewan Kesenian Riau (DKR) Kazzaini, Ketua Dewan Kesenian Siak (DKS) Azuar,  sastrawan Riau, sejumlah komunitas, dan aktivis lingkungan.(FT10/ist)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan