Lifestyle & Entertainment

Menjadi Ibu di Usia 14 Tahun Adalah Pengalaman Kesepian

 

MONITORRIAU.COM - menjadi ibu saat masih pubertas dan pernikahan di bawah umur banyak terjadi di kalangan masyarakat tradisional seperti di Indonesia. Siapa nyana di negara maju muncul juga kasus-kasus seperti itu.

Seperti halnya, Shannon gadis Inggris, yang masih berusia 14 tahun saat hamil -saat itu pacarnya, Ethan brusia 17 tahun. Bayi laki-laki mereka, Harvey, sekarang berusia dua tahun.

"Menjadi orang tua adalah salah satu hal paling kesepian dalam hidup saya: saya kehilangan banyak teman. Mereka tidak ingin memusatkan perhatian pada bayi kecil ini," katanya.

"Kita tidak ingin orang melihat bahwa kita sedang kerepotan dan mendapat kesan bahwa kita adalah ibu yang buruk karena kita mengalami kerepotan. Itu adalah salah satu dari hal-hal yang ditelan sendiri."

Shanon punya pengalaman buruk terkait karena hamil di usia terlalu muda. Termasuk ketika salah seorang perawat menolaknya saat ia mengalami sakit perut selama beberapa minggu sebelum persalinan.

"Saya ingat ia berkata kepada saya, 'Oh, Anda tidak akan tahu seperti apa rasanya persalinan, Anda terlalu muda.'"

Ia disuruh pulang ke rumah, tapi kembali lagi ke sana tiga hari kemudian atas saran seorang bidan. "Saya menjalani pemeriksaan USG dan air ketuban saya pecah, saya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Bayi saya ada dalam rahim selama tiga hari tanpa persediaan air.

Tingkat kehamilan remaja di Inggris telah berkurang setengahnya dalam delapan tahun terakhir, namun masih merupakan yang tertinggi di Eropa.

Sebanyak 5.483 dari 632.048 persalinan di Inggris pada tahun 2015-16 terjadi di kalangan ibu-ibu muda yang masih berusia remaja. Angka ini merupakan yang terendah sejak dimulainya pencatatan tentang kehamilan remaja tahun 1960-an.

Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya kehamilan remaja diantaranya, peningkatan akses terhadap kontrasepsi yang tepat, pendidikan seks yang lebih baik, sikap yang lebih terbuka untuk berbicara tentang seks, ditambah lagi sosialisasi secara online di kalangan remaja.

Aturan baru diterbitkan oleh Public Health England, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam berurusan dengan anak-anak muda, dengan 10 faktor kunci dan sebuah daftar sehingga dewan dapat mengevaluasi situasi lokal mereka saat ini, mengidentifikasi kesenjangan dan tindakan.

Aturan tersebut meliputi pendidikan yang lebih baik, pelatihan untuk profesional kesehatan, memastikan remaja memiliki akses terhadap alat kontrasepsi dan cara untuk mendukung remaja yang rentan, yang lebih berkemungkinan memiliki anak di usia muda.

'Tak sekedar pelukan'

Alison Hadley, direktur University of Bedfordshire's Teenage Pregnancy Knowledge Exchange, membantu menyusun aturan tersebut, dan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memastikan aset terbaik di wilayah setempat didayagunakan, karena dana yang terbatas.

"Kita bisa mulai dengan memperbaiki pendidikan seks dan hubungan (pasangan) di sekolah, baik di sekolah dasar dan sekolah menengah, sehingga semua anak mendapatkan pengetahuan dan kepercayaan yang benar-benar bagus dan tahu tentang hubungan yang sehat, persetujuan (untuk melakukan hubungan intim), dan ke mana bertanya tentang kontrasepsi saat mereka melakukan hubungan seksual," jelasnya.

Shannon, sang ibu belia, sepakat. "Perlu lebih sering disuarakan, karena orang-orang berasumsi bahwa ketika kita punya bayi, ini adalah bayi yang baru lahir, semuanya sekadar berpelukan, bermanja-manja. Padahal sama sekali tidak semudah itu. Bicarakan juga tentang kontrasepsi, dan harus dibiasakan."

Angka resmi terbaru menunjukkan Inggris masih memiliki proporsi kelahiran tertinggi untuk ibu remaja di Eropa, hampir lima kali lebih tinggi dibanding di Swiss dan Italia.

Betapa pun, terlepas dari kesulitan-kesulitannya, Shannon senang menjadi seorang ibu.

"Sebelum saya memiliki Harvey (putra), saya tidak tahu ke mana arah hidup saya, sekarang saya mempunyai banyak tujuan, saya merasa ia telah banyak membantu saya, untuk mengetahui ke mana saya ingin pergi, di mana saya ingin berada dan apa yang saya inginkan dalam hidup."*** (okezone)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan