Menjawab Pertanyaan Kenapa Jonan, Rizal R & A Baswedan Di-reshuffle
Dua hal tersebut kemudian menjadi alasan utama dan indikator penting untuk menganalisa nama-nama menteri yang direshuffle kemarin.
Ignasius Jonan
Selama menjabat Menteri Perhubungan, Jonan sangat menonjol dan cekatan. Berangkat dari kalangan profesional, kinerjanya langsung terasa sejak tahun pertama. Bagi yang sering bepergian, kalian pasti rasakan perubahan terminal, stasiun dan bandara yang semakin rapi dan tertib, tak ada calo. Petugas Kemenhub pasti mudah kita temukan sedang berjaga-jaga setiap harinya. Bahkan beberapa kali Jonan menempatkan TNI di setiap stasiun dan bandara.
Saya tidak meragukan kompetensi seorang Ignasius Jonan, tapi kalau ditanya soal loyalitas? Ini memang cukup buruk, meski jujur saya suka dengan sikap “ngeyelnya” Jonan.
Jonan sempat berdebat dengan Rini Sumarno soal kereta cepat. Rini mendorong percepatan proyek. Namun, Jonan berusaha menjaga agar tidak ada hal yang dilanggar terkait perizinan yang belum jelas dari proyek ini. Puncaknya, Jonan tidak menghadiri peresmian kereta cepat oleh Presiden Jokowi.
Soal loyalitas inilah yang mungkin menjadi alasan logis kenapa Ignasius Jonan diganti Budi Karya Sumadi, Dirut Angkasa Pura II. Sebab bagaimanapun Jonan adalah pembantu Presiden, kalau sudah diputuskan oleh Presiden harus didukung. Kalau mau berdebat atau usul, harusnya sebelum diputuskan.
Anis Baswedan
Menteri satu ini sangat pintar dan elegan. Ucapan dan tulisannya sangat menohok, selalu akurat. Selain itu Anis Baswedan juga sangat loyal terhadap Presiden Jokowi. Saat Pilpres, beliau ikut turun langsung menjadi bagian dari tim kampanye Jokowi-JK.
Jika memiliki kompetensi dan loyalitas terhadap Presiden, mengapa tetap dirshuffle? Dari sejauh pantauan Pakar Mantan, Anis Baswedan sampai saat ini masih bekerja di posisi nyaman. Nyaris tak ada gebrakan dari Kementerian Pendidikan, sementara saya yakin bahwa Presiden Jokowi menaruh harapan yang sangat tinggi pada Anis Baswedan.
