Prihal Perlakukan Pasien Kurang Manusiawi

Dr. Syaiful: Atas Nama RSUD Dumai dan Pribadi Saya Mohon Maaf

DUMAI (MR) - Utama (Dirut) RSUD Dumai, dr Syaiful membantah jika dirinya melakukan tindakan kurang manusiawi terhadap salah seorang pasien rawat inap Irna C baru baru ini.

Saat mendapat telpon dari salah seorang pihak keluarga pasien dirinya langsung memerintahkan perawat di ruangan Irna C agar mencabut jarum infus Ayu, pasien korban lakalantas.

“Saya langsung telpon perawat ruangan Irna C dan mereka segera mencabut jarum infus sesuai permintaan keluarga,” ujarnya melalui sambungan selular Selasa(20/09/2016) pagi.

Menurut alumnus fakultas Kedokteran Universitas Andalas (UNAND) Padang ini menyebutkan jarum infus yang masih terpasang walaupun cairan nya sudah habis dalam waktu lama tidak membahayakan bagi diri pasien.

“Walaupun cairannya sudah habis tapi sirkulasi slang infus sudah kami matikan terlebih dahulu,” jelasnya.

Dikatakannya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan melakukan tindakan perawatan terhadap pasien, pihaknya selalu mengedepankan kodek etik profesi dengan berazazkan kemanusiaan.

“Kami tenaga medis selalu dituntut profesional dalam menjalankan tugas, apalagi pasien adalah seorang manusia yang membutuhkan perawatan kesembuhan, jadi mana mungkin kami tidak manusiawi karena kami juga punya hati,” tegasnya.

Terkait adanya pernyataan dari dirinya tentang pasien belum membayar biaya perobatan sehingga RSUD Dumai enggan mencabut jarum infus yang masih terpasang, Dirut RSUD ini mengatakan hal tersebut hanya salah pengertian dari pihak keluarga pasien.

“Selaku Pejabat saya dituntut untuk menghasilkan pendapatan rumah sakit yang saya kelola dan saya hanya mempertanyakan kepada pihak keluarga siapa yang bertanggung jawab terhadap biaya perobatan namun, jika pertanyaan saya ini disalah artikan saya juga manusia biasa yang lazim berbuat khilaf, untuk itu atas nama RSUD Dumai dan pribadi saya mohon maaf,” sebutnya.

Pada sisi lain, dr Endra Putra  salah sorang tenaga medis RS Harapan Keluarga, Cikarang propinsi Jawa Barat mengatakan selama sirkulasi slang sudah dimatikan jarum infus yang masih terpasang tidak membahayakan pasien.

“Menurut ilmu kedokteran hal tersebut tidak membahayakan,” ujarnya melalui sambungan seluler Selasa(20/09/2016) siang.

Terkait tudingan tidak manusiawi dengan alasan belum membayar ongkos perobatan, dr. Endra mengatakan hal tersebut lazim dilakukan di rumah sakit lainnya.

“Walaupun RSUD Dumai milik Pemerintah setempat yang dibiayai oleh uang rakyat, tapi pihak pengelola juga mempunyai tanggung jawab terhadap keuangan dan pendapatan, ini  hanya salah pengertian saja dan  hal ini juga pernah terjadi di tempat saya,” pungkasnya.*** (uj)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan