FJPP

Dinas Kesehatan Tanjungpinang Berupaya Cegah Anak "Sunting"

Kepala Dinkes kota Tanjungpinang Rustam
TANJUNGPINANG (MR) - Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, berupaya mencegah anak "sunting" atau gangguan pertumbuhan sejak ibunya masih remaja.
 
Kepala Dinkes kota  Tanjungpinang Rustam, Rabu tanggal  (24/7), mengatakan, penanganan anak "stunting" harus optimal, dimulai dari hulu dengan memberikan tablet penambah vitamin kepada remaja perempuan tidak kekurangan gizi.
 
"Jadi pelajar SMP dan SMA sekarang diberi tablet agar tidak kekurangan gizi," katanya kepada awak media ini. 
 
Menurut dia, kekurangan gizi yang tidak diatasi segera tidak hanya memperburuk kondisi kesehatan remaja, melainkan hingga hamil.
 
"Problem itu tidak diatasi ketika bayi berusia 0-2 tahun, melainkan mulai dari hulu, para remaja perempuan diberikan vitamin," ujarnya.
 
Dinkes Tanjungpinang mencatat sebanyak 2 persen dari 4 ribu rata-rata angka kelahiran per tahun mengalami "stunting".
 
Jumlah anak "stunting" itu jauh lebih sedikit dibanding dengan tingkat nasional yang mencapai 37 persen.
 
Namun data Dinkes Tanjungpinang yang diadopsi dari posyandu itu tidak sama dengan hasil penelitian Menkes yang mencapai 20 persen.
 
"Data posyandu tentunya kami pergunakan karena lebih dekat dengan warga," ujarnya.
 
Rustam menjelaskan "stunting" merupakan suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umur. Salah satu penyebabnya adalah gizi buruk, yang dialami ibu hamil, bahkan ketika masih remaja.
 
Pertumbuhan yang tidak optimal mempengaruhi tingkat kecerdasan anak hingga dewasa. Bahkan di berbagai negara dikenal dengan "the lost generation". 
 
Pemkot Tanjungpinang, kata dia tidak menginginkan hal itu terjadi. Para wanita sebaiknya memiliki kesadaran untuk mengontrol kesehatannya secara rutin, menjaga kesehatan diri, dan menjaga lingkungan tetap bersih.
 
"Pertumbuhan anak yang tidak normal yang  disebabkan ibunya kurang peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan. Contohnya, kalau sakit TBC harus segera diobati, jangan biarkan tensi tinggi, dan kekurangan gizi. Ini harus dikontrol secara rutin, bukan hanya saat hamil," katanya.
 
Rustam juga mengingatkan ibu yang baru melahirkan agar menyusui bayinya sejak lahir hingga berusia enam bulan. Kemudian bayi tersebut diimunisasi sehingga memiliki kekebalan tubuh. (RD)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan