Dunia

Pesan Sangat Jelas yang Coba Disampaikan kepada Turki dan Dunia

MonitorRiau.com - Percobaan kudeta yang terjadi di Turki cukup menyedihkan. 104 orang tentara pendukung kudeta, 41 polisi dan 47 warga sipil meninggal dunia dan beberapa ledakan terjadi dalam aksi kudeta ini. Suasananya mencekam.

Meskipun saat ini pemerintah Turki mengklaim bahwa kudeta telah gagal, namun tetap saja ada pesan sangat jelas yang coba disampaikan kepada Turki dan dunia, bahwa ada yang ‘sesuatu’ di pemerintahan Erdogan.

Menurut sejarah, Turki sudah pernah melalui 5 kali kudeta militer dengan beragam alasan. Pada tahun 2016 ini, pemicu kudeta militer adalah pengubahan konstitusi yang memungkinkan Erdogan memiliki kewenangan lebih banyak sebagai Presiden. Sementara alasan yang disampaikan militer untuk mengambil alih pemerintahan demi melindungi demokrasi dan hak asasi manusia.

Erdogan Arogan

Erdogan yang dicitrakan bijaksana itu ternyata memiliki sikap arogan yang luar biasa.

“Pergi ke jalan-jalan dan beri mereka jawaban,” kata Erdogan dalam menyikapi kudeta militer. Inilah yang membuat ribuan orang turun ke jalan, semakin mencekam dan tentu saja memakan korban.

Karena pernyataan Erdogan yang bijak ini saya jadi teringat Gusdur saat dilengserkan. Pasukan siap mati demi mempertahankan Gusdur sudah terbentuk dan siap turun kapan saja asal Gusdr bilang “iya.” Namun Gusdur tidak mengijinkan dan memina semua masyarakat tenang.

Saya juga teringat dengan Soekarno yang dilengserkan. Sempat ada tawaran dari angkatan bersenjata untuk melawan Soeharto, namun Soekarno menolak karena berpotensi perang saudara. Seokarno memilih menerima kenyataan tersebut.

Jika mendengar pernyataan Erdogan yang meminta rakyat turun ke jalan, ini sudah luar biasa arogan. Erdogan seperti tidak peduli dengan keselamatan warganya dan akan melakukan apapun demi kekuasaan. Ini sama sekali bukan soal benar atau salah, tapi tentang sikap Erdogan yang arogan.

Dukungan Amerika

Saat ada pengumuman resmi kudeta militer, Amerika langsung menyampaikan dukungan terhadap pemerintahan Erdogan. Maksudnya, jika pasukan pro pemeritah Turki tidak mampu mengatasi situasi, Amerika pasti turun tangan kirimkan bantuan untuk mempertahankan Erdogan.

Pelajaran bagi Indonesia

Hal paling menarik dari aksi kudeta ini adalah menguasai media. Erdogan yang selama ini dikenal otoriter memang menjadi masalah besar di era terbuka seperti sekarang. Banyak orang sudah ditangkap hanya karena mengkritik Erdogan.

Apa yang dilakukan Erdogan berbanding terbalik dengan Presiden Jokowi. Di Indonesia, hampir tidak ada penghina Presiden yang diproses secara hukum. Kalaupun ada, mereka dibela mati-matian oleh politisi dan kelompok orang yang mengaku paling paham demokrasi. Sementara Presiden Jokowi sendiri tidak pernah ambil pusing dengan cacian dan hinaan.




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan