Nasional

Tersangka Dana Kampanye 24 Milyar, Wasekjen Demokrat Dijemput Paksa

MonitorRiau.com - Ramadhan Pohan merupakan paman dari Anisa Pohan, menantu SBY. Beliau juga merupakan politisi partai keluarga Cikeas Demokrat, wakil Sekjen. Pernah menjadi anggota DPR peripde 2009-2014. Namun pada pemilu 2014 lalu suara partai Demokrat anjlok dan kursi di DPR banyak direbut oleh Gerindra dan PDIP. Maka nganggur lah si Ramadhan Pohan ini.

Karena sudah tidak memiliki jabatan apa-apa, Ramadhan Pohan mencoba peruntungan untuk jadi Walikota Medan dalam Pilkada 2015 lalu, tentu saja dari Partai Demokrat.

Namun nasibnya sangat buruk, Ramadhan Pohan kalah telak dari pesaingnya Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution 72,32%, sementara Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma hanya mendapat 27,68%. Meskipun Demokrat memang menjadi partai gurem pada Pilkada 2015 lalu, di bawah PKS dan Hanura, namun kekalahan keluarga besan SBY ini menjadikan penderitaannya kian sempurna. Ibarat makan nasi padang legkap dengan kerupuknya, kriuk-kriuk. Partai penguasa 10 tahun, keluarga besan maju jadi walikota saja kalah telak.

Rupanya, cerita Ramadhan Pohan tidak selesai begitu saja. Ada buntut dari keputusan dirinya menjadi calon walikota Medan. Ramadhan Pohan menjadi tersangka dalam perkara kasus dugaan penipuan uang sebesar Rp 24 miliar, yang dipinjamnya dari para simpatisan, saat mencalonkan diri jadi Wali Kota Medan, tahun lalu.

Namun setelah ditetapkan sebagai tersangka, Ramadhan Pohan menghindar dari panggilan pemeriksaan, dengan alasan gula darahnya sedang naik. Hapenya sempat terlacak sedang berada di Medan, namun dirinya tidak datang ke Polda Sumut.

Setelah panggilan kedua dan masih mangkir, maka semalam Ramadhan Pohan dijemput paksa oleh petugas Ditreskrimum Polda Sumatera Utara dari rumahnya di Jakarta.

Jangan pilih calon Demokrat

Kisah Ramadhan Pohan ini sangat tragis dan mengerikan. Tak terbayang jika dirinya menang dan menjadi walikota, bisa korupsi all day long dengan kroni-kroninya untuk mengembalikan modal pinjaman dari para simpatisan.

Untungnya Ramadhan Pohan kalah telak. Sehingga Medan terbebas dari ancaman jeratan korup partai mantan.

Mungkin pelajarannya begini, di Pilkada selanjutnya jangan sampai memilih calon dari Demokrat. Karena kalau keluarga besan SBY saja kekurangan dana kampanye, sampai pinjam ke simpatisan, apalagi calon-calon yang lain?

Demokrat terbukti merupakan partai yang tidak memiliki dana cukup, namun memaksa mengandalkan dana besar untuk memenangkan Pilkada. Ini masalah besar dan pondisi alasan yang sangat kuat untuk korupsi.




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan