Peristiwa

Gubri Kutuk Pembakaran di Istana Siak

PEKANBARU (MR) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengutuk pembakaran Istana Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak yang telah merusak diorama dan tirai peninggalan bersejarah itu.
 
"Sungguh pembakaran tersebut merupakan tindak kejahatan yang keterlaluan. Istana Siak merupakan aset cagar budaya kita yang berharga. Aset ini bukan saja warisan untuk orang Siak, tapi juga warga seluruh Riau. Bahkan milik rakyat Indonesia juga," katanya dalam pernyataan pers yang diterima di Pekanbaru, Senin (8/1).
 
Pria yang akrab disapa Andi Rachman ini meminta kepolisian untuk menangkap pelaku dan mengungkap kasus ini hingga tuntas.
 
Gubernur menambahkan pengungkapan kasus ini sangat penting agar ada efek jera terhadap para pelaku pembakaran. Pengungkapan kasus itu juga penting untuk bisa menjaga warisan luhur budaya melayu di Indonesia.
 
"Warisan ini penuh nilai nilai luhur untuk pembelajaran generasi penerus bangsa. Agar mereka tahu sumbangsih yang sangat luar biasa Kerajaan Siak terhadap Indonesia," katanya.
 
Sultan Syarif Kasim II sebagai raja terakhir di Siak telah menyumbangkan 13 juta gulden sebagai bentuk komitmen Kerajaan Siak bergabung dengan Pemerintah Indonesia. Jumlah yang sangat besar untuk modal perjuangan Indonesia merdeka dari Belanda. "Banyak lagi pelajaran dan nilai nilai yang bisa kita petik dari peninggalan sejarah dan perjalanan kerajaan Siak. Untuk itu harus dijaga," pungkasnya.
 
Upaya pembakaran Istana Siak diketahui pada Senin siang sekitar pukul 14.45 WIB. Penjaga cepat mengetahui kebakaran itu sehingga tak sampai menimbulkan kerusakan berat. Namun, api sempat membakar tirai dan sebuah patung di diorama yang ada di dalam istana.
 
Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut dan belum mengungkap siapa pelaku dan motifnya. Akibat insiden itu, Istana Siak yang menjadi objek wisata itu terpaksa ditutup untuk umum untuk sementara waktu.
 
Istana Siak Sri Indrapura atau disebut juga "Istana Matahari Timur", merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893.    
 
ompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.
 
Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang, ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
 
Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana.
 
Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara. ***
 
 
 
 
 
Sumber : Antara




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan