FJPP

Hati-Hati Bahu Tinggi Sebelah, Bisa Saja Itu Skoliosis

Data dari World Health Organization (WHO) memperlihatkan bahwa 3 persen warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis. Foto: ilustrasi/thinkstock
JAKARTA (MR) - Waktu kecil kita pernah mempelajari mengenai penyakit tulang belakang yang bernama skoliosis. Seiring perkembangan zaman, penyakit ini ternyata semakin rentan untuk masyarakat kota.
 
Data dari World Health Organization (WHO) memperlihatkan bahwa 3 persen warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis, sedangkan di Indonesia angkanya sebanyak 3 sampai 5 persen.
 
Labana Simanihuruk, B.Sc, seorang ahli penyakit skoliosis, menuturkan ada beberapa penyebab penyakit skoliosis.
 
"Beberapa kebiasaan yang menyebabkan skoliosis adalah cara duduk yang salah, kebiasaan bermain gadget dan faktor genetik," ucapnya saat menghadiri seminar skoliosis di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
 
"Usia yang paling rentan terkena skoliosis sekitar 9 sampai dengan 14 tahun. Wanita lebih rentan terkena skoliosis dengan perbandingan 7 banding 1, diperkirakan karena jumlah otot wanita lebih sedikit dari pria."
 
Gejala yang ditimbulkan skoliosis juga bermacam-macam.
 
"Ada yang terlihat punggungnya lebih besar sebelah, nyeri, sakit pinggang serta pinggang tinggi sebelah," katanya.
 
Sedangkan untuk penanganannya sendiri antara lain ada 2 cara yakni operasi dan terapi menggunakan brace atau penyangga.
 
"Kalau kurva kemiringannya sudah lebih dari 60 derajat itu perlu dioperasi terlebih dahulu. Lalu untuk yang di bawah 60 derajat bisa menggunakan terapi brace," tandasnya.
 
"Terapi dengan brace biasanya memebutuhkan beberapa kali sesi terapi sesuai tingkat skoliosisnya, dan penggunaan brace untuk menopang bentuk tulang belakang," tutupnya.
 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan