Ekonomi

Bennedi: Perlu Penambahan Aset untuk Batching Plant

Direktur BUMD PT Pembangunan Dumai, Bennedi Boiman
DUMAI (MR) - Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pembangunan Dumai Bennedi Boiman mengatakan usaha bidang batching plant yang dikelolanya perlu penambahan aset.
 
Hal tersebut disampaikannya saat bincang-bincang dengan kru monitorriau.com, Rabu (17/10/2018) siang di ruang kerjanya.
 
"Kita masih kekurangan Armada Truck Mixer, belum memiliki mobil concrete PUMP dan lainnya. Hal ini membuat kita kesulitan memenuhi permintaan mitra kerja kita," ungkap Bennedi.
 
Saat ini dengan 7 unit armada Truck Mixer, maksimal PT Pembangunan Dumai bisa mengisi permintan 84m3 saja. Sementara permintaan dalam satu hari bisa mencapai 200m3.
 
"Tahun 2017 saja kita ada kontrak kerja 30.000m3 namun hanya 18.000m3 yang bisa kita penuhi karena kekurangan aset. Sebenarnya kita butuh penambahan modal untuk pembelian aset," jelasnya lagi.
 
Bennedi mengakui target PAD Rp.5 miliar per tahun dari DPRD Dumai itu belum bisa diwujudkan karena minimnya aset. Namun paling tidak katanya, PT Pembangunan  Dumai sudah menyumbang PAD dan meningkat setiap tahunnya.
 
Tahun 2016 di bulan September batching plant diresmikan. Di tahun itu diperoleh keuntungan sekitar Rp.600 juta dan disetorkan sebagai PAD pada tahun 2017, hampir Rp.300 juta.
 
Tahun 2017 laba batching plant meningkat jadi Rp.1,2 miliar dan disetorkan sebagai PAD Rp.600 juta pada tahun 2018. Tahun ini PT Pembangunan  Dumai memperkirakan akan medapat keuntungan Rp.2 Miliar hingga tutup buku akhir tahun.
 
"Soal laba dan setoran PAD ini kita bahas di Rapat Umam Pemegang Saham. Kita setor sebagian dari keuntungan sebagai PAD dan sebagiannya lagi kembali kepada kita sebagai penguatan struktural permodalan," ujarnya.
 
Soal Penyertaan Modal
Soal penyertaan modal sebesar RP.28 miliar, Bennedi mengatakan itu disepakati tahun 2014 lalu di zaman direktur BUMD yang sebelumnya. Dia hanya menjalankan amanah perda untuk membangun usaha batching plant.  
 
"Waktu itu dananya baru terpakai untuk pembelian lahan sekitar Rp.1,3 M. Lalu saya belikan aset dan alat kelengkapan usaha hingga habis Rp.23 miliar. Nah sisa 5 miliar ini yang jadi modal dana segar usaha," ucapnya lagi.
 
Diakuinya mendirikan dan mengelola bathcing plant ini tidaklah mudah. Awal pendirian dulu, Bennedi bahkan berkonsultasi pada Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi (BPKP) Riau dan juga stuban ke PT.Semen Padang.
 
"Masa persiapan hampir 7 bulan, meyiapkan tenaga ahli, membangun kantor dan mempersiapkan aset serta alat kelengkapan. Bahkan saya sekolahkan pegawai ke Semen Padang agar lebih faham dalam tugasnya," tukasnya.
 
Kendati belum mampu mencapai target, Bennedi optimis bisa tetap berkontribusi lewat setoran PAD dan ia juga yakin setiap tahunnya bakal meningkat. Apalagi keberdaan  PT Pembangunan Dumai sudah menyerap hampir 60 tenaga kerja. 
 
"Kita optimis setiap tahun bakal meningkat. Juga jangan dilihat dari setoran saja, serapan tenaga kerja kita juga banyak dan sudah menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga Dumai," pungkasnya. ***
 
Penulis: Cipto S Piliang
 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan