Pendidikan

Rumah Siwaluh Jabu 250 tahun

MONITORRIAU.COM - Baiklah sebelum masuk dalam pembahasan Rumah Siwaluh Jabu (Rumah Adat Gerga), disini saya akan menjelaskan sedikit sejarah desa lingga nya terlebih dahulu, sebab di mana rumah adat ini di bangun atau didirikan di Desa Lingga tersebut.  

Desa lingga merupakan salah satu desa tertua yang terdapat di dataran tinggi Kabupaten Karo, yang sangat melestarikan kebudayaan mereka sampai saat ini. Dimana desa ini memiliki suhu yang sangat dingin di pagi hari, dan juga memiliki udara yang sejuk dan segar untuyk di hirup, serta dihiasi berbagai jenis hamparan perkebunan buah dan sayur mayur. Desa ini juga memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga memiliki berbagai objek sejarah dan objek wisata yang tidak jauh dari pemandangan Gunung Sinabung. 

Desa lingga juga memiliki kisah sejarah yang tertulis di buku sejarah, buku tersebut mengatakan pada zaman dahulu ada seorang Raja yang bernama : Raja Lingga Sibayak, sehingga Desa Lingga tidaklah terlepas dari kerajaan Lingga yang asalnya dari keturunan Pak-Pak. 

Raja Lingga Sibayak dulu adalah marga Sinulingga, merupakan salah satu penduduk desa Lingga bahkan masih banyak marga Sinulingga. Pada zaman dahulu, desa Lingga ini terbagi dalam beberapa sub desa yang disebut kesain, kesain merupakan pembagian wilayah desa yang dinamakan sesuai  dengan marga yang menempati wilayah tersebut. 

Pemakaian nama kesain masih dipakai oleh sebagian penduduk saja, serta juga memiliki aturan atas pembagian kesain tersebut tidak sembarang dalam pemakaian dan pembagian kesain tersebut. 

Desa Lingga adalah salah satu desa yang menjadi tujuan dari objek wisata dan objek sejarah di Kabupaten Karo Sumatera Utara, yang terletak di ketinggian sekitar 1200 M dari permukaan laut, yang lebih kurang 15 KM dari Brastagi dan 5 KM dari Kabanjahe Kabupaten Karo. Lingga juga merupakan salah satu desa perkampungan Karo yang sangat unik sekali, bahkan Desa Lingga ini juga memiliki berbagai Objek Wisata dan Objek Sejarah. Desa lingga ini bukan hanya sebuah desa yang penduduknya yang mayoritas dengan petani saja, namun juga masih menyimpan berbagai peristiwa-peristiwa sejarah dan berbagai objek wisata yang menarik dan mudah untuk di temui oleh para wisatawan dan para penelitian yang berkunjung ke Desa Lingga tersebut. 

Salah satu nya adalah Rumah Adat Gerga yang diperkirakan berusia 250 tahun tapi kondisinya masih gagah dan kokoh. Rumah Adat Gerga ini didirikan sekitaran tahun 1860 oleh Raja Sibayak Lingga, sebahagian besar para masyarakat menyebutkan Rumah Adat Gerga dengan sebutan Rumah Adat Siwaluh Jabu.
 
Rumah Adat Karo merupakan rumah adat peninggalan dari nenek moyang suku Batak Karo. Rumah Adat Batak Karo ini dikenal juga sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu memiliki pengertian sebuah rumah yang didiami delapan keluarga. 

Rumah Adat Karo sangat terkenal akan keindahan seni arsitekturnya yang khas dengan kebudayaan, gagah dan kokoh dihiasi dengan ornamen-ornamennya yang kaya akan nilai-nilai budayanya. Setiap ornamen mengandung makna tersendiri sebagai simbol kearifan masyarakat suku Karo serta memberikan kesan keagungan dan  keindahan.

Pada zaman dulu, arsitek suku Karo ini memiliki kemampu dalam merancang daya tahan rumah, misalnya, pada palas antara batu pondasi dan tiang kayu penyangga rumah, dilapisi batang ijuk yang gunanya bila digoyang gempa, maka rumah akan mengikuti arah goyangan. 

"Pada bagian teras rumah, tangga dan penyangga atap, dibuat dari bambu, dan beratapkan ijuk dan dibangun tanpa menggunakan paku besi atau pengikat kawat tetapi menggunakan ijuk yang di bangun secara gotong royong. Dan pada Bagian paling atas atap rumah adat, kedua ujung atap masing-masing dilengkapi dengan dua tanduk kerbau. Pada zaman dulu, masyarakat adat Karo mempercayai tanduk kerbau sebagai penolak bala," Ujar Desi.

Pada masa pembuatannya, ada terdapat beberapa macam ornamen yang di gunakan untuk memperindah kan dan memperunik rumah tersebut dengan cara dipahat maupun diukir, Sehingga di mana pengrajin disebut dengan penggerga. 

Ornamen-ornamen rumah Adat Gerga ternyata memiliki hubungan sistem adat-istiadat di desa tersebut. Dalam setiap bangunan dan ornamen kini menjadi kesatuan yang utuh serta memberikan kesan keagungan dan keindahan bagi masyarakat. 

Ada terdapat berbagai macam ornamen yang dibuat atau diletakkan pada Rumah Adat Gerga, yaitu : pada ayo-ayo (bagian depan rumah), dapur-dapur (bagian dapur), dan pada derpih (bagian dinding) dan pada atap rumah diletakkan dua atau empat buah kepala kerbau lengkap dengan tanduknya yang dipercaya sebagai lambang kekuatan. 

Ornamen tersebut meliputi: Pangeret-ret, Embun Sikawiten, Bindu Matoguh, Tupak Salah Silima-lima, dan Tapak Raja Sulaiman.

Zaman dahulu, rumah Adat Karo ini digunakan sebagai tempat tinggal bagi para penduduk yang ada di desa lingga begitu juga rumah adat ini dipergunakan sebagai tempat permusyawahan ataupun tempat pertemuan antara tokoh adat daerah. Namun dengan sering nya waktu berjalan, sekarang Rumah Adat Karo ini sudah ditinggalkan dan tidak ditempati lagi oleh masyarakat karo, tetapi menjadi salah satu warisan budaya karo, serta selalu di jaga oleh pemandu para turis-turis yang datang berkunjung ke desa tersebut.

Baik lah, sekian penjelasan dari saya Tentang Sejarah Desa Lingga dan juga Sejarah Rumah Adat Gerga di Kabupaten Karo, semonga bisa bermanfaat bagi kita semua nya. Bagi yang penasaran mari berkunjung ke Kabupaten Karo, agar kita bisa lebih dalam lagi untuk mengenal sejarah-sejarah Warisan desa tersebut.

Nama Penulis       : Rifka Enjelina Ginting
Prodi                    : Pendidikan Sejarah
Asal Universitas   : Universitas  Riau
Dosen Pengampu : Piki Setri Pernantah, M.Pd




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan