Peristiwa

Perpisahan Totti Dibanjiri Air Mata

Francesco Totti...

MONITORRIAU.COM - Kesedihan dan rasa haru kental terasa di laga perpisahan Francesco Totti. Hampir semua yang hadir di Stadion Olimpico menitikkan air mata saat Totti berpamitan.

Setelah 25 tahun membela AS Roma, Totti memainkan pertandingan terakhirnya pada hari Minggu (28/5/2017) malam WIB. Di laga giornata 38 Serie A melawan Genoa itu, Totti masuk di awal babak kedua sebagai pemain pengganti.

Usai pertandingan, Roma menggelar sebuah seremoni untuk Totti. Sebuah kaus raksasa dengan nomor 10 terbentang di tengah lapangan.

Setelah kembali ke lapangan usai sempat masuk ke ruang ganti setelah pertandingan, Totti sudah disambut semua pemain Roma dan staf. Saat memeluk istri dan ketiga anaknya yang juga ada di sana, Totti tak bisa lagi menahan air matanya.

Bersama keluarganya, Totti kemudian berjalan mengelilingi stadion sambil memberi salam kepada suporter yang memenuhi Olimpico. Beberapa kali Totti tampak berhenti sambil meresapi momen yang tengah ia lewati.

Suporter Roma pun menangis. Kamera televisi menangkap kesedihan mereka yang hadir di Olimpico hari itu.

Sejumlah pemain Roma juga tak bisa menyembunyikan emosinya. Daniele De Rossi yang selalu tampak garang di atas lapangan pun terlihat menitikkan air mata.

"Ada orang-orang yang tidak normal. Ada karier yang tidak normal. Saya melihat sebuah spanduk yang bertuliskan 'pertarungan sesungguhnya melawan sepakbola modern adalah memakai seragam yang sama selama 25 tahun," ujar De Rossi seperti dilansir Reuters.

"Setelah 16 tahun, saya akan masuk ke ruang ganti dan dia tidak akan ada di ruang yang sama. Itu tidak akan mudah," ucapnya.

Selama berseragam Roma, Totti memenangi satu scudetto pada 2000/2001. Selain itu, Totti juga memenangi dua gelar Coppa Italia dan dua gelar Piala Super Italia.

Dua dekade lebih memperkuat Roma, Totti tercatat sebagai pemain dengan jumlah penampilan paling banyak untuk I Lupi. Sejauh ini, dia juga merupakan top skorer sepanjang masa Roma.

Berikut adalah angka-angka di balik karier Totti bersama Roma:
786 - jumlah penampilan di laga kompetitif untuk Roma di semua kompetisi (rekor klub)
307 - jumlah gol di laga kompetitif untuk Roma di semua kompetisi (rekor klub)
25 - jumlah musim selama berkarier di Serie A, sejajar dengan Paolo Maldini (AC Milan)
23 - jumlah musim di mana Totti mencetak gol di Serie A (rekor)
32 - jumlah gol terbanyaknya dalam satu musim (2006/2007). Dia memenangi Sepatu Emas Serie A dengan 26 gol musim itu dan Sepatu Emas Eropa
16 - usia ketika dia melakukan debut untuk Roma
40 - usia ketika dia melakukan penampilan terakhir untuk Roma
22 - usia ketika dia menjadi kapten Roma, yang termuda di sejarah Serie A
1 - gelar Serie A pada 2000/2001
9 - runner-up Serie A
16 - kartu merah selama kariernya

SURAT TERAKHIR TOTTI
Menjelang pertandingan terakhirnya untuk AS Roma, Francesco Totti menyiapkan sepucuk surat untuk dibacakan kepada penggemar. Inilah surat yang dia tulis...

Terima kasih, Roma
Terima kasih untuk ibu dan ayah saya, saudara laki-laki saya, saudara saya dan teman-teman saya.
Terima kasih untuk istri saya dan ketiga anak saya.
Saya ingin memulainya dari akhir - dari perpisahan ini - karena saya tidak tahu apakah saya bisa membacakan kalimat ini.
Tidak mungkin meringkas waktu selama 28 tahun dalam beberapa kalimat.
Saya ingin melakukannya dengan sebuah lagu atau puisi, tapi saya tidak bisa menulis apapun.
Selama bertahun-tahun, saya telah mencoba untuk mengekspresikan diri melalui kaki saya, yang telah membuat segalanya lebih sederhana untuk saya sejak masih kecil.
Berbicara tentang masa kanak-kanak, dapatkah Anda menebak permainan yang menjadi favorit saya? Tentu saja, sebuah permainan sepak bola! Dan hari ini masih saya lakukan.
Dalam suatu kehidupan, Anda akan mengalami sebuah perubahan – seperti yang telah saya katakan dan inilah keputusan saya.
Kejamnya waktu.
Jika mengingat kembali pada tanggal 17 Juni 2001, kami semua ingin waktu tersebut tidak berlalu dengan cepat.
Kami tidak sabar mendengar wasit meniup peluit akhir.
Saya masih teringat apa yang kami pikirkan pada saat itu.
Hari ini, waktunya telah tiba untuk saya berkata:
"Kita harus berkembang. Hingga waktu ke depan, saya akan terus berkembang. Kini saya harus melepas celana pendek dan sepatu itu, karena mulai hari ini saya kembali menjadi seorang pria biasa. Saya tidak bisa lagi menikmati bau rumput, sinar matahari di wajah saat saya menahan sasaran dari lawan, sebuah adrenalin yang saya alami, dan merasakan kegembiraan saat merayakannya kemenangan.”
Selama beberapa bulan terakhir, saya bertanya pada diri sendiri mengapa saya terbangun dari mimpi ini.
Bayangkan jika Anda adalah anak yang memiliki mimpi yang indah dan ibu Anda membangunkan Anda untuk pergi ke sekolah.
Anda ingin terus bermimpi... Anda mencoba menyelinap kembali ke dalam mimpi tapi Anda tidak pernah bisa.
Sekarang ini bukan mimpi, tapi kenyataan.
Dan saya tidak bisa lagi masuk ke dalam mimpi tersebut.
Saya ingin mempersembahkan surat ini untuk kalian semua - kepada semua anak-anak yang telah mendukung saya.
Kepada anak-anak terdahulu, yang kini sudah tumbuh dewasa dan menjadi orang tua, kepada anak-anak di jaman sekarang, yang mungkin selalu meneriakkan 'Tottigol'.
Mungkin saya akan berpikir, karir saya akan menjadi sebuah cerita bagi Anda untuk ke depannya.
Sekarang ini benar-benar telah berakhir.
Saya melepas jersey ini untuk terakhir kalinya.
Saya akan melipatnya, meski saya belum siap untuk mengatakan 'cukup' dan mungkin saya tidak akan pernah melakukannya.
Maafkan saya karena tidak memberikan wawancara dan mengklarifikasi apa yang saya pikirkan, tapi tidak mudah untuk saya menggambarkan perasaan ini.
Saya takut. Ini bukan ketakutan seperti yang saya rasakan saat berdiri di depan gawang, untuk mengambil penalti.
Kali ini, saya tidak bisa melihat seperti apa masa depan melalui lubang-lubang yang terdapat di jaring tersebut.
Izinkan saya untuk merasa takut.
Kali ini, sayalah yang membutuhkan Anda dan cinta yang selalu Anda tunjukkan kepada saya.
Dengan dukungan dari Anda, semoga saya berhasil untuk mengubah lembaran hidup saya dan menempatkan diri saya ke dalam sebuah petualangan yang baru.
Sekarang, inilah saatnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua rekan satu tim, pelatih, direktur, presiden dan setiap orang yang telah bekerja sama dengan saya selama masa ini.
Kepada para penggemar dan Curva Sud serta untuk semua orang Romawi dan Romanisti.
Terlahir sebagai seorang Roman dan Romanisti adalah suatu hak yang istimewa.
Menjadi kapten tim ini adalah sebuah kehormatan.
Anda akan selalu berada dalam hidup saya. Saya tidak akan lagi menghibur kalian dengan kaki saya, tapi hati saya akan selalu ada bersama kalian.
Sekarang, saya akan menuruni tangga dan memasuki ruang ganti yang menyambut saya saat kecil dahulu dan sekarang saya pergi sebagai seorang pria biasa.
Saya bangga dan senang telah memberi Anda cinta selama 28 tahun ini.
Saya mencintai kalian.***




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan