Nasional

Respons Buruk dari Cerita Busuk, Kriminalisasi' Haris Azhar

Dia berujar, sekalipun pada akhirnya diketahui pernyataan Freddy Budiman tak disampaikan dengan tepat oleh Haris, maka pembuktian penghinaan juga akan sulit dilakukan. 

“Apakah ada kalimat bernada penghinaan,” kata Gandjar bernada retoris.

Efek lainnya, kasus ini diyakini bisa meninggalkan preseden buruk. Informasi penting terkait masalah dalam negeri bakal enggan diungkap oleh warga negara yang mengetahuinya. Mereka bakal takut dikenakan pasal oleh lembaga ataupun pihak yang merasa dirugikan.

Siap “Dikeroyok” 

Dipolisikan oleh tiga institusi berpengaruh kelihatannya tak membuat Haris Azhar gentar. Sejak awal dia mengatakan tak cemas jika diperkarakan perihal pengakuan yang diungkapnya. Bahkan Haris berujar sudah memprediksi respons penegak hukum bakal seperti saat ini termasuk adanya potensi intimidasi.

“Saya tetap komitmen dengan apa yang saya ucapkan. Saya punya dugaan akan diperlakukan seperti ini. Insya Allah saya siap,” kata Haris dalam perbincangan dengan tvOne.

Namun Haris menyayangkan jika informasi itu tak lalu ditindaklanjuti dengan cepat dan konkret oleh Kepolisian dan BNN. Padahal pemerintah saat ini menyebut-nyebut narkoba sebagai masalah darurat dan kejahatan luar biasa. Menurutnya, istilah luar biasa dalam konteks narkoba bukan karena hanya korban yang cukup besar namun juga terlibatnya aparat penegak hukum dalam bisnis haram itu. Sudah jamak ada aparat yang tertangkap mengait obat terlarang. Informasi ini kata dia bukan berita baru.

Haris bercerita bahwa dia memang sengaja tak membuka pengakuan itu pada tahun 2014 tak lama setelah Freddy bercerita. Pasalnya, tahun 2014 menurut Koordinator Badan Pekerja KontraS itu riuh dengan Pemilu. Isu tersebut tak akan mendapatkan perhatian penuh dari aparat dan masyarakat. Belum lagi kata Haris, dia menunggu hingga rezim pemerintahan berganti karena pemerintahan yang akan digantikan tak lagi bisa total merespons sengkarut masalah ini.

Lantas sebelum menuliskan melalui media sosial, Haris juga mengatakan sempat menyampaikan hal tersebut kepada Juru Bicara Presiden Jokowi, Johan Budi Sapto Pribowo. Sayangnya tidak gayung bersambut.

Pun setelah gonjang-ganjing pengakuan itu hingga dirinya dilaporkan, Istana masih belum menunjukkan sikap. Haris Azhar karena itu berharap Jokowi bisa memberi perhatian sebagaimana Presiden mengaku sangat terusik dengan masalah pelik narkotika.

“Menurut saya ini harusnya menjadi peluang karena masyarakat juga menunggu tindakan tegas Presiden terhadap maraknya kejahatan narkoba karena informasi yang saya sampaikan sudah menjadi pengetahuan umum di masyarakat,” kata Haris.***

 

Sumber: VIVA.co.id




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan