Pendidikan

Sejarah Pembangunan PLTA Sigura-gura, Kerjasama Indonesia dan Jepang

MONITORRIAU.COM - PLTA Sigura-gura dibangun pada bulan Mei 1978 dan selesai dibangun bulan Desember 1981 dan mulai beroprasi 7 juni 1983, ini merupakan salah satu PLTA bawah tanah yang dimiliki oleh PT Inalum ( Indonesia Asahan Alumunium) berlokasi di Simorea, Sumatra Utara. 
 
Dengan membuat bendungan Sigura-gura yang berfungsi untuk menjamin ketersediaan volume air dan besarnya energi air yang diperlukan bagi PLTA Sigura-gura. PLTA ini sangat penting dalam memasok energi listrik untuk produksi di pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
 
Dulu rencana upaya pembangunan PLTA Sigura gura oleh Rusia awalnya gagal kemudian disusul oleh Belanda tetapi juga gagal. Memanfaatkan derasnya debit air, tahun 1972 pemerintah memulai rencana pembangunan PLTA dan semakin yakin setelah perusahaan Nippon koei dari Jepang menyatakan kelayakan dari pembangunan tersebut. 
 
Kemudian pembangunan akan dilaksanakan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah jepang untuk pembangunan PLTA Sigura-gura.
 
“Semua inti interior untuk pembangunan PLTA berasal dari Jepang , bendungan Sigura-gura yang dibangun oleh para pekerja dari indonesia (penduduk setempat) memakai ilmu yang diberikan jepang karena saat itu memiliki perjanjian wajib untuk menurunkan ilmu kepada masyarakat indonesia, salah satuya saya sendiri belajar dari orang jepang dengan guru saya yang bernama Isikato," Jelas Dia seorang mantan pekerja dalam masa pembangunan PLTA Sigura-gura.
 
Tanggal 7 juli 1975 menandatangani perjanjian Induk untuk pembangunan yang dinamakan dengan Proyek Asahan oleh 12 Perusahaan penanam modal dari jepang adalah Sumitomo Corporation, Nippon Light Metal Company, Itochu, Nissho Iwai, Nichimin, Showa Denko K.K., Marubeni, Mitsubhisi chemical Industries, Mitsui dan Co, Mitsui Aluminium. 25 November 1975, Indonesia dan Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan Aluminium Co,Ltd (NAA) di Tokyo.
 
Pembangunan PLTA selama 3 tahun dengan bantuan Jepang dan warga sekitar yang menjadi pekerja. Mereka berkolaborasi dalam pembangunan PLTA Sigura-gura yang memiliki kedalaman 200 meter dibawah tanah.
 
Saat pembuatan bendungan Sigura-gura terlebih dahulu dibangun terowongan untuk aliran air lalu air terjun yang dinamakan Penstok dan dari Penstok itulah memutar turbin, turbin itulah dinamo yang menghasilkan tenaga listrik. 
 
Dalam proses pembangunan PLTA ini yang disebut Proyek Asahan pasti ada keuntungan dan kerugian bagi msyarakat sekitar waktu itu.
 
“Selain ilmu yang diberikan jepang, secara umum desa lebih maju dan perekonomian pun meningkat karena jalan yang sudah di aspal untuk keluar masuknya barang dari luar untuk keperluan PLTA ini, memudahkan penduduk sekitar dalam jual beli hasil ladang dan penduduk juga mendapatkan pekerjaan dari proyek Asahan tersebut. Tak hanya keuntungan yang didapatkan tetapi juga terjadi kecelakaan kerja oleh penduduk, ada yang terjatuh, terjepit, bahkan tertimpa," Jelas Dia.
 
Dosen Pengampu : Piki Setri Pernantah, M.Pd.
Penulis : Nia Omega Tanjung
Prodi : Pendidikan Sejarah
Asal : Universitas Riau
 

 

 

 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan