Wawancara

Prof Aswarni Adam SH Guru Besar Wanita Pertama di Riau

Prof Aswarni Adam SH, Guru Besar Wanita Pertama di Riau

PEKANBARU (MR) - Sebagai seorang dosen yang akhirnya menjadi guru besar, memiliki suami seorang pejabat daerah tidak membuat Prof Aswarni Adam SH menelantarkan keluarga. Hubungan rumah tangga tetap harmonis. Bahkan lima anaknya mampu meraih karir gemilang di berbagai bidang.

Akan sangat lucu bila wanita masa kini susah membagi waktu antara karir dan keluarga. Aneh bila masih ada wanita yang mengaku tidak bisa berkarir hari ini. Guru besar wanita pertama di Riau ini sudah membuktikannya. Guru besar bidang hukum tidak didapat dengan mudah. Bahkan dirinya sudah mendapat tantangan hebat sejak SMP.

Lahir pada 21 November 1938, Aswarni mengaku pada zaman itu anak perempuan memang tidak dipingit seperti di Jawa. Namun karena satu-satunya perempuan dalam keluarga, dirinya sempat dilarang sekolah tinggi-tinggi. Pada zaman itu di kampung halamannya, konveksi sedang menjamur, hingga anak-anak seusianya tamat SD biasanya akan menjadi penjahit.

‘’Saya sebenarnya salah satu korban kesetaraan gender itu. Karena saya sempat dilarang sekolah. Saya perempuan satu-satunya yang dianggap penerus keturunan hingga disarankan hanya tinggal di rumah. Memang keluarga ayah saya yang melarang. Tapi saya tidak dengarkan, kebetulan ibu saya terus menyokong saya agar sekolah. Waktu itu keluarga ayah saya sudah memutuskan tidak akan membantu saya, sementara ayah merantau, ibulah yang mengurus semuanya sampai ayah pulang,’’ terangnya. 

KELUARGA TAK MENDUKUNG

Aswarni nekat, tamat SD melanjutkan ke SMP yang jarak tempuhnya sekitar 14 km jalan kaki. Keluarga sang ayah tidak mendukung. Menurut Aswarni karena mereka keluarga berada, hingga mereka menjamin kehidupan Aswarni kelak. Tapi Aswarni kecil sudah bertekad, biarlah bertahun-tahun susah menempuh 14 km jalan kaki, asal sekolah.

Terlanjur basah, Aswarni muda tidak berhenti. Selesai SMP dirinya lanjut sekolah SMA. Dirinya kembali ditentang yang akhirnya membuatnya memilih jauh dari keluarga dan memilih merantau berkuliah di Kota Padang. Kuliah jurusan hukum. Di sinilah dirinya bertemu jodoh, Ibrahim Arsyad (alm) yang sekarang kita kenal sebagai  mantan Wali Kota Pekanbaru.

Ibrahim muda saat kuliah, kata Aswarni termasuk keluarga yang susah kehidupannya. Kendati sudah PNS, saat itu gajinya kecil. Dirinya juga hidup tidak begitu berlebih. Akhirnya mereka memutuskan menikah sembari masih berkuliah di Universitas Andalas Padang.

‘’Waktu itu Pak Ibrahim juga membawa adiknya yang kuliah kedokteran. Jadi untuk menyederhanakan priuk (pengeluaran, red), kami putuskan menikah. Menikah dengan bukan orang se-daerah ini juga menjadi suatu tantangan besar dari keluarga. Karena saya melanggar fanatisme keluarga dan adat,’’ katanya.

Pada masa itu, mungkin juga hingga kini kata Aswarni, pernikahan di kampungnya banyak diatur. Bila tidak menikah dengan yang masih kerabat, setidaknya menikah dengan orang yang masih seadat. Tapi dirinya melawan fanatisme sekaligus mitos, menikah dengan seorang putra Melayu Riau yang keadaan ekonominya malah lebih susah dari keluarganya sendiri.

Tapi nasib berkata lain. Begitu kuliahnya, Ibrahim dan adik iparnya selesai, dirinya di bawa Ibrahim pindah ke Pekanbaru. Di sini mereka mendapatkan rumah dinas. Sejak itulah baru keluarga sepenuhnya mendukung pilihan dan karirnya. Sejah saat itu pula banyak saudara dari kampung datang ke Pekanbaru untuk sekolah. 

‘’Jadi waktu itu, selain anak saya sendiri, ada 4 perempuan dan 6 lelaki yang juga ikut kami tanggung di rumah dinas itu. Pada hari Sabtu-Minggu juga banyak yang datang untuk membuat kegiatan di rumah. Tapi sebegitu besar tanggungan tidak terasa. Semua yang kami tanggung, akhirnya ‘’jadi orang’’. Begitu juga anak-anak saya.  Alhamdulillah ‘’jadi orang’’ semua,’’ ceritanya.

SEHAT DI USIA TUA

Aswarni yang kini berusia 78 tahun terlihat masih sehat, kendati mengaku ada permasalahan di kakinya. Tapi semangat yang terlihat dari gaya bicaranya tidak pernah kendur. Anak-anak Ibrahim Arsyad dan Aswarni memang jauh dari masalah. Kendati mereka pasangan sibuk, waktu itu juga tanpa pembantu, semuanya berhasil.

Anak sulungnya merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof DR H Irda Fidrianny Apt.  Anak kedua menjadi seorang arsitek Ir Hj Irda Meirina , kini berkarir di Chevron Jakarta. Anak ketiga dan merupakan putra tertua Irvandi Ferizal SPSi menjadi seorang Human Resources Development (HRD) berpengalaman di berbagai perusahaan asing di Ibukota. Terakhir mengisi posisi Human Capital Director Maybank Indonesia. 

Irvandi Ferizal ini juga sempat meluncurkan buku bertema ‘’Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia’’ (SDM) untuk Membangun Perusahaan Pilihan dengan judul Journey to be Employer of Choice. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman empiris Irvandi yang telah berkecimpung di dunia SDM selama lebih dari 25 tahun.

Sementara anak keempat menjadi seorang ekonom, Dr Irvandi Gustari yanng mungkin sedikit familiar. Karena kini memimpin Bank Riau Kepri sebagai Direktur Utama. Sebelumnya pria ini melanglang buana di beberapa bank multinasional di ibukota dan juga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi. Anak bungsu Aswarni seorang wanita menjadi akuntan, Irda Anggreniy SE MM. Kini berkarir di bagian Treasury Bank Riau Kepri. 

Dari kelima anaknya, hanya anak tertua yang menjadi PNS di ITB mengikuti jejak orangtuanya. Selebih memilih berkarir di swasta. Aswarni menyebutkan, koleganya juga heran mengapa tidak satupun dari anaknya yang mengabil bidang kuliah hukum.

‘’Memang dalam mendidik saya tidak pernah mengatur anak mau jadi apa. Semua bergantung mereka mau dan minatnya di mana. Yang terpenting kedisiplinan mereka terjaga,’’ terangnya.

PENTINGNYA KOMUNIKASI

Keluarga ini harmonis sepanjang hayat. Hampir tidak ada masalah berarti dalam rumah tangga Aswarni dan (alm) Ibrahim kendati sama-sama super sibuk. Aswarni Guru Besar, Ibrahim Wali Kota Pekanbaru, tapi semua berjalan mulus. Anak-anak sukses terdidik, sementara karirnya tetap lancar. Menurut Aswarni, tipsnya sederhana dan harusnya semua wanita karir juga tahu.

‘’Komunikasi. Harus ada komunikasi yang baik antara suami dan istri, begitu juga ke anak-anak. Selama ini saya lihat keluarga yang bermasalah itu karena komunikasi antar ibu. Suami dan anak kurang. Apalagi teknologi sekarang makin canggih, kadang-kadang anak dimana, bapak kemana dan ibunyapun entah kemana. Kadang tidak saling tahu. Komunikasi harus jalan dalam keluarga,’’ terangnya.

Masalah terbesar ketika wanita berkarir adalah kecurigaan. Kecurigaan baik dari suami maupun istri ini menurutnya hanya bisa dicegah dengan komunikasi yang baik. Dirinya mencontohkan, bila mau kemana-mana pasangan harus tahu. Pergi dengan siapa, berboncengan dengan siapa, suami atau istri harus diberitahu dan jelaskan. 

‘’Jangan sampai orang lain yang memberi tahu. Harus jujur, sehingga tidak ada curiga. Karena kecurigaan itu berbahaya. Kebanyakan orang karena dicurigai terus dan dituduh terus lama benar-benar buat selingkuh. Jadi komunikasi itu penting,’’ tegasnya. 

Aswarni yang merupakan pendiri hampir seluruh fakultas hukum di perguruan tinggi di Riau juga mengingatkan agar wanita terus belajar dan update informasi. Jangan mau dan jangan sampai pernah ketinggalan informasi dan ilmu pengetahuan. Dirinya juga berharap wanita masa kini juga berbuat sesuatu untuk memajukan kaum wanita. Banyak hal yang bisa diperbuat selagi karir dan usia masih panjang. 

Aswarni sendiri memulainya dari awal dengan mendirikan Pusat Studi Pendidikan dan Peranan Wanita. Dari lembaga ini, dirinya melakukan penelitian tentang kondisi terkini wanita di Riau. Hasil penelitian ini lalu dilaporkannya kepada Ibu Gubernur pada masa itu. Dirinya turun ke daerah-daerah untuk melihat kondisi ril wanita Riau pada saat itu. Karena banyaknya penelitian yang dilakukannya itulah yang akhirnya mengantarkan Aswarni meraih gelar profesor.(FT10/RPC)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan